Senin, 04 Desember 2017

Aku Bangga Aku Tahu



Berdasarkan informasi dari Komisi Penanggulangan AIDS dan data resmi dari Kementerian Kesehatan RI, pada triwulan kedua tahun 2011 di Indonesia terlaporkan sebanyak 6.087 kasus baru HIV. Sampai akhir Juni 2011 secara kumulatif jumlah kasus AIDS tercatat sebanyak 26.483 kasus.
Dilihat dari kelompok umur, pengidap HIV terbesar pada kelompok umur 20-29 tahun, yaitu sebanyak 36,4%, disusul dengan kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 34,5%. Sedangkan faktor penyebabnya telah bergeser dimana transmisi HIV secara heteroseksual menjadi penyebab utama 76,3 persen, disusul oleh transmisi HIV melalui penggunaan NAPZA suntik tidak aman 16,3 persen dan kemudian oleh transmisi HIV secara homoseksual 2,2 persen.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan dalam 5 tahun terakhir, penyebab penularan HIV tertinggi disumbangkan dari transmisi seks sebesar 76,3 persen, diikuti melalui alat suntik 16,3 persen.  Data yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa HIV/AIDS telah menjadi momok bagi bangsa. Masyarakat harus tahu dan harus mencegah terjadinya penularan penyakit HIV/AIDS. Bagaimana mau mencegah, kalau tidak tahu? Di sini akan dikupas tuntas tentang HIV/AIDS.

Pengetahuan tentang AIDS adalah langkah pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS lebih meluas. Hal ini karena sampai sekarang belum ditemukan obat yang dapat melawan HIV/AIDS, obat-obat yang ada hanya menolong penderita AIDS mengurangi kesakitannya tetapi tidak dapat menyembuhkan, semua orang bisa terkena AIDS, belum ada vaksin pencegahannya, belum ada obatnya, penyebarannya sangat cepat. Oleh karena itu digalakkan program sosialisasi tentang HIV AIDS dengan nama ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) kepada siswa-siswa SMP/SMA yang memasuki masa remaja.

AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Acquired dalam bahasa Inggris berarti ‘diperoleh’. AIDS bukanlah penyakit yang diwariskan, tetapi diperoleh karena tertular/terinfeksi. Immuno  berarti sistem kekebalan tubuh manusia, termasuk semua organ dan sel yang bekerja melawan infeksi dan penyakit. Deficiency berarti kurang, seorang pengidap HIV/AIDS sistem kekebalan tubuhnya berkurang. Syndrome adalah kumpulan gejala dari sebuah penyakit. Sehingga dapat disimpulkan AIDS yaitu Kumpulan gejala yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh.

Sedangkan HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Human berarti manusia, virus ini hanya menyebar dan bekerja pada tubuh manusia. Immunodeficiency berarti immune, sistem kekebalan tubuh manusia, deficiency = kekurangan/penurunan. Virus diartikan bereproduksi dengan cara mengambil alih sel tubuh yang telah diinfeksi. Sehingga dapat disimpulkan HIV adalah virus yang masuk ke dalam tubuh dan melemahkan sistem kekebalan tubuh yang jika terus memburuk akan membawa pengidap HIV pada kondisi AIDS yakni kondisi hilangnya sistem pertahanan tubuh sehingga semua jenis infeksi dapat masuk dan akhirnya mengakibatkan kematian.

Pada pengidap HIV/AIDS sering ditemukan infeksi. Infeksi yang sering ditemukan yaitu : Tuberculosis (TB), Salmonellosis (penyebab diare yg parah, rasa sakit yang sangat di bagian perut, sering muntah-muntah), Cypto megallovirus (CMV), sejenis virus herpes yg merusak mata, saluran pencernaan, paru-paru dan organ lain, Candidiasis (mengakibatkan bercak pd kulit), Crytococcal meningitis (rasa terbakar pd selaput dan cairan di sekelilig otak), Toxoplasmosis (parasit yg mematikan, ditularkan melalui kotoran kucing), Cryptosporidiosis (tumbuh pd usus penderita AIDS mengakibatkan diare parah dan kronis), Lymphomas (kanker sel darah putih).

HIV dapat menular melalui darah dan cairan kelamin. Sedangkan kegiatan yang dapat menularkan HIV dari penderita ke orang sehat yaitu melalui hubungan seksual, transfusi darah, mengunakan jarum suntik, tindik, tatto bersama-sama, dan dari Ibu hamil kepada anak yang di kandungnya.

HIV/AIDS tidak menular lewat bersentuhan, senggolan, salaman, berpelukan, berciuman dengan penderita AIDS, mengunakan peralatan makan bersama-sama dengan penderita AIDS, gigitan nyamuk, terkena keringat, air mata, ludah penderita AIDS dan berenang bersama-sama dengan penderita AIDS.

Di seluruh dunia termasuk Indonesia, cairan kelamin adalah media penyebab penyebaran HIV terbesar akibat perilaku seks bebas, dan darah merupakan media kedua terbesar penyebaran HIV di antara pengguna narkoba. Untuk mengurangi risiko penularan, disarankan bagi yang belum aktif melakukan kegiatan seksual supaya tidak melakukan hubungan seks sama sekali, bagi yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual supaya melakukan seks mitra tunggal, mengurangi mitra seks, segera mengobati IMS kalau ada, hanya melakukan transfusi darah yang bebas HIV, mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan: jarum suntik, tindik, tatto dll, ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan lagi untuk hamil.

Demikianlah ulasan mengenai HIV/AIDS semoga kita terhindar dari penyakit ini. Aku Bangga Aku Tahu!


Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Tajurhalang


Kamis, 30 November 2017

Diabetes dan Pencegahannya


Setiap tanggal 14 November diperingati sebagai hari Diabetes sedunia. Hal ini menjadi momentum untuk menerapkan gaya hidup sehat agar dapat terhindar dari Penyakit Diabetes. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah penyakit menahun yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Seseorang yang menderita Diabetes Mellitus mempunyai beberapa gejala, antara lain : jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria), sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia), lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia), frekuensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria), kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya , kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki, cepat lelah dan lemah setiap waktu, mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba, apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya, mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Penyakit DM mempunyai beberapa tipe, yaitu DM tergantung insulin (DM tipe-1) dan DM tidak tergantung insulin (DM tipe-2). DM tipe-1 banyak dipengaruhi faktor keturunan, meskipun kontribusi faktor keturunan terhadap risiko diabetes hanya sebesar 5%. DM tidak tergantung insulin (DM tipe-2). Sebagian besar kasus adalah DM tipe-2 yang banyak ditemukan pada orang yang mengalami obesitas/ kegemukan.

Penyakit Diabetes Mellitus tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikendalikan asalkan dikelola dengan tepat. Cara mengendalikan Diabetes Mellitus yaitu dengan pencegahan dan pengobatan. Pencegahan Diabetes Mellitus dapat melalui beberapa cara, yaitu : makan makanan seimbang dan disesuaikan dengan umur (diet), olah raga secara rutin, minimal 30 menit dalam 3-5 kali seminggu, tidak merokok, serta tidak minum minuman beralkohol. Diet penderita Diabetes Mellitus dapat melalui 3 J (Jadwal, Jenis dan Jumlah makanan). Makan 3 kali sehari, terdiri dari: 1piring nasi/penggantinya, 1potong lauk nabati/penggantinya, 1 potong lauk hewani/penggantinya, 1 mangkuk sayuran/penggantinya ditambah buah-buahan, makanan selingan. Selain itu penderita Diabetes Mellitus harus mengurangi makanan berlemak, menghindari makanan bergula serta berolahraga secara teratur. Sedangkan untuk pengobatan Diabetes Mellitus dapat dikonsultasikan kepada Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk diberikan obat yang tepat.

Bahan makanan yang dianjurkan bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu : sumber protein Hewani: daging kurus, ayam tanpa kulit, ikan dan putih telur, sumber protein nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan (kacang ijo, kacang merah, kacang kedele), sayuran: kangkung, daun kacang, oyong, ketimun, tomat, labu air, kol, kembang kol, sawi, lobak, seledri, selada, terongan, buah-buahan atau sari buah: jeruk siam, apel, pepaya, melon, jambu air, salak, semangka, belimbing.

Bahan makanan yang harus dibatasi bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu sumber protein hewani yang tinggi lemak jenuhnya: cornet, sosis, sarden, jeroan, otak, semua sumber hidrat arang: nasi, nasi tim, bubur, roti, jagung, talas, ubi, kentang, sereal, mie, ketan, makaroni , sayuran: bayam, buncis, labu siam, daun singkong, daun ketela, jagung muda, kapri, kacang panjang, pare, buah-buahan: nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, susu penuh (fullcream), keju, mayonnaise, makanan yang digoreng dan menggunakan santal kental, minuman yang menggunakan alkohol, kopi, teh kental dan soft drink.

Bahan makanan yang harus dihindari antara lain gula pasir, gula merah, gula batu, madu, makanan dan minuman yang manis: abon, dendeng, cake, kue-kue manis, dodol, sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, soft drink, es krim, bumbu-bumbu yang manis: kecap, saus tiram, buah-buahan yang manis dan diawetkan: durian, nangka, alpukat, kurma, manisan buah, tape.

Penyakit DM, bisa menyebabkan komplikasi, jika tidak ditangani dengan tepat. Seperti; kebutaan, penyakit ginjal, syaraf, jantung, hipertensi, stroke, luka yang sulit sembuh/membusuk sehingga diamputasi, impotensi dan cacat. Cegah Diabetes Mellitus dengan gaya hidup sehat.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Tajurhalang


Selasa, 31 Oktober 2017

Hidup Sehat Sejak Dini dengan CTPS


Tanggal 15 Oktober diperingati sebagai hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sedunia. CTPS merupakan salah satu strategi nasional STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) disamping STOP BAB sembarangan, pengelolaan air minum rumah tangga (PAM RT), pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengolahan limbah rumah tangga. Konsep umum tentang cuci tangan yang bersih masih pada seputaran mencuci tangan dengan menggunakan air saja tanpa perlu harus menggunakan sabun. Sementara itu kampanye promosi perilaku cuci tangan yang dilakukan beberapa tahun di Indonesia belum menghasilkan perilaku yang diharapkan.

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). CTPS secara ilmiah terbukti dapat mencegah penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh kuman, bakteri, dan parasit, seperti : Kecacingan, Diare, ISPA, Flu Burung, dan TBC. Angka kejadian Diare dan ISPA di wilayah Puskesmas Danasari masih tinggi, oleh karena itu penting untuk menyebarluaskan pesan CTPS untuk mencegah penyebaran kedua penyakit tersebut. Kajian oleh Curtis dan Cairncross (2003), CTPS setelah bersentuhan dengan tinja dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 42-47%.

Berkaitan dengan hal tersebut, komitmen Indonesia untuk mencapai MDG’s 4 adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan anak di bawah usia 5 tahun hingga 23 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2015, salah satunya dengan momen internasional seperti HCTPS sebagai aksi advokasi kepada pemerintah daerah sekaligus upaya promotif terhadap perilaku CTPS agar menjadi budaya bangsa Indonesia, sehingga angka kematian dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dapat dikurangi.

Fokus penyampaian pesan CTPS adalah anak-anak usia sekolah dasar, kader-kader kesehatan, tenaga profesional kesehatan, dan ibu-ibu yang aktivitasnya banyak bersentuhan dengan pengelolaan makanan. Selain itu, pesan ini juga perlu disampaikan kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar pertanian dan peternakan. Hal ini disebabkan mereka merupakan kelompok risiko tinggi yang dapat menularkan berbagai virus, bakteri, dan telur cacing.

Tenaga profesional kesehatan juga penting untuk memperhatikan CTPS pada setiap melakukan aktivitas pelayanan kepada masyarakat, karena petugas kesehatan berisiko tinggi menjadi penyebab penularan kuman penyakit dari pasien ke pasien yang lain.

Waktu kritis CTPS adalah setelah Buang Air Besar (BAB), setelah buang air kecil (BAK), setelah menceboki anak/bayi, sebelum makan, sebelum menyentuh, menyiapkan, memasak, dan menyajikan makanan. Sehingga pada waktu tersebut diharapkan cuci tangan menggunakan sabun.

Membiasakan anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk cuci tangan pakai sabun sekaligus akan mengajarkan mereka untuk hidup sehat sejak dini. Dengan demikian pola hidup bersih dan sehat akan tertanam kuat dalam diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga kita. Cuci tangan pakai sabun hanya membutuhkan waktu dua puluh detik dan tidak memerlukan biaya yang besar karena hanya membutuhkan sabun dan air mengalir. Mari bersama menyebarluaskan dan mempraktekan perilaku cuci tangan pakai sabun di kalangan masyarakat, agar hidup sehat dapat terwujud.

Oleh    : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Tajurhalang

Sabtu, 30 September 2017

Kompetensi Pengembangan Desa Siaga



Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa / kelurahan yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan tertentu secara mandiri. Inti kegiatan pengembangan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat, mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Desa siaga mencakup konsep pelayanan kesehatan dasar,mengembangkan surveilance dan menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat.

Dalam melaksanakan program pengembangan desa siaga, desa dapat melaksanakan 8 kompetensi Desa Siaga yang meliputi 1) melakukan pengamatan penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat dalam rangka survei mawas diri, 2) melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dalam penggalangan komitmen Desa Siaga, 3) memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif, 4) melakukan administrasi desa siaga, 5) menggalang jejaring kemitraan potensi yang ada di desa, 6) menerapkan teknologi tepat guna sesuai dengan potensi yang ada, 7) menggali pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat, dan 8) mengelola upaya kesehatan berbasis masyarakat.

Pengamatan penyakit, Gizi, Kesehatan Lingkungan dan perilaku masyarakat dalam rangka survei mawas diri dilakukan secara terus menerus di setiap RW terhadap gejala atau penyakit menular potensial KLB, penyakit tidak menular termasuk gizi buruk, faktor resiko perilaku buruk masyarakat yang dapat menimbulkan Penyakit, faktor Lingkungan yang tidak menguntungkan terhadap kesehatan, kejadian dan kondisi lain masyarakat. Bentuk pengamatan dilakukan oleh masyarakat, kader kesehatan, anggota forum kesehatan desa dan di laporkan secara tertulis. Kemudian data tersebut dipakai sebagai bahan untuk SMD (Survei Mawas Diri) di tingkat desa. Survei mawas diri bertujuan agar Forum Kesehatan Desa mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya, diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan yang dihadapi didesanya, serta bangkit niat atau tekad untuk mencari solusinya.

Kegiatan setelah SMD yaitu melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dalam penggalangan komitmen Desa Siaga. Pada kegiatan ini anggota FKD beserta kader kesehatan mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan dan upaya membangun masyarakat sehat dikaitkan dengan potensi yang dimiliki pada saat SMD dilaksanakan, utamanya daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut di musyawarahkan untuk penentuan prioritas, analisa masalah, penyelesaian masalah, serta rencana tindak lanjut dan kegiatan yang akan dilaksanakan bulan depan untuk pembangunan kesehatan dan pengembangan desa siaga. Kemudian desa membuat rencana tindak lanjut dalam bentuk matrik dirinci mulai dari nama kegiatan, tujuan, sasaran, waktu, tempat, pelaksana, penanggung jawab dan dana.

Selanjutnya kegiatan yang dilaksanakan yaitu memberikan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), maka dilakukan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di desa tersebut, salah satunya adalah kegiatan pelayanan kesehatan promotif atau penyuluhan. Penyuluhan ini dilaksanakan oleh anggota FKD, kader posyandu dan bidan desa. Kegiatan penyuluhan dimaksudkan agar pengetahuan masyarakat meningkat sehingga bisa merubah perilaku. Pelayanan kesehatan preventif yang dilakukan oleh anggota FKD adalah dengan menggerakan masyarakat untuk melakukan pencegahan penyakit, misal Pemantauan Jentik dan PSN oleh kader posyandu untuk mencegah dan memberantas penyakit Demam Berdarah. Semua Balita diharuskan sudah mendapatkan lima Imunisasi dasar lengkap sebelum berumur satu tahun untuk mencegah penularan penyakit tuberkulosis, hepatitis, polio, campak, diptheri, pertusis, dan tetanus.

Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan administrasi desa siaga. Semua tahapan kegiatan desa siaga mulai dari pengamatan penyakit, survei mawas diri, Musyawarah Masyarakat Desa, rencana tindak lanjut dan pelaksanaan kegiatan harus dilaporkan dan ditulis dalam bentuk buku. Buku laporan yang harus dibuat minimal buku kunjungan rumah, buku survei mawas diri, daftar hadir, notulen rapat, rencana lindak lanjut, dan hasil pelaksanaan kegiatan.

Setelah itu dilakukan penggalangan jejaring kemitraan potensi yang ada di desa. Dalam setiap pertemuan musyawarah masyarakat desa, anggota FKD selalu mengundang organisasi yang ada di desa, Baperdes, Tim penggerak PKK, Karang taruna, Pengurus RT/RW, dan diharapkan dengan adanya kemitraan ini semua program desa siaga dapat terlaksana bersama–sama dengan potensi yang ada di desa tersebut sehingga dapat berjalan dengan baik dan dapat mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.

Penerapan teknologi tepat guna sesuai dengan potensi yang ada juga penting untuk dilakukan. Contoh teknologi tepat guna yang dapat dilakukan oleh petugas di puskesmas adalah pemberian dan pemasangan genting kaca pada rumah penduduk yang anggota keluarganya ada yang menderita Tuberculosis, diharapkan dengan adanya pemasangan genting kaca cahaya matahari yang masuk rumah mencegah penularan penyakit TB pada anggota keluarga yan lain.

Penggalian pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana yang bersumber dari masyarakat untuk menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat. Bentuk penggalian dana yang dapat dilakukan berupa jimpitan, uang sukarela pada saat pertemuan arisan, anggaran dana desa, swadaya RT, hasil pelayanan Poliklinik Kesehatan Desa 10 % untuk kas desa. Pengalokasian dana adalah untuk operasional kegiatan desa siaga, yang antara lain untuk biaya pertemuan rutin bulanan FKD, uang transport kader dalam pemantauan jentik dan PSN, penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, pemberian makanan tambahan khususnya balita gizi buruk dan umumnya balita pengunjung posyandu.

Pengelolaan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Ketua FKD bertanggung jawab penuh dalam kegiatan UKBM yang ada di desa. Ketua FKD beserta pengurus harus melakukan pembinaan terus menerus jangan sampai posyandu Balita, Lansia, Posbindu (Pos Bina Terpadu) yang sudah berjalan dengan baik berhenti kegiatannya oleh karena sesuatu sebab. Ketua FKD beserta pengurus setiap bulan melakukan kunjungan supervisi di setiap posyandu balita, lansia dan posbindu untuk memotivasi para kader sekaligus pembinaan. Bila ada posyandu yang kekurangan/tidak ada kader, anggota FKD berkewajiban merekrut dan mendapatkan kader yang baru, selain itu juga perlu mengembangkan upaya–upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out, kader–kader yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologisnya diberi kesempatan seluas–luasnya untuk mengembangkan motivasinya sedangkan kader yang ekonominya masih kurang dibantu untuk memperoleh tambahan penghasilan, misal dengan pemberian insentif atau modal usaha.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Tajurhalang



Kamis, 31 Agustus 2017

ASI Eksklusif, Yes!


ASI (Air Susu Ibu) merupakan hak setiap bayi yang lahir ke dunia. Hak ini seharusnya diberikan oleh setiap ibu kepada bayinya sampai dengan anak usia 2 tahun. Bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan cukup diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping lain, atau yang disebut dengan ASI Eksklusif. ASI Eksklusif cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir sampai dengan bayi usia 6 bulan. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik bagi bayi.

Pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan dan tetap dilanjutkan sampai dengan 2 tahun tentunya mempunyai beberapa keuntungan untuk anak, antara lain : 1) mengandung berbagai enzim untuk membantu proses pencernaan, 2) kandungan gizi yang lengkap dan optimal sesuai kebutuhan perkembangan bayi, 3) memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, 4) menurunkan risiko alergi pada bayi dengan riwayat keluarga menderita alergi, 5) ASI dapat diminum setiap saat (tidak perlu menunggu), 6) ASI meningkatkan perkembangan otak yang optimal, 7) menyusu langsung dari puting ibu akan membuat perkembangan rahang dan gigi yang baik, serta 8) Kedekatan dengan ibu akan lebih berkembang.

Selain itu, untuk si ibu, pemberian ASI mempunyai beberapa manfaat : 1) mengurangi kemungkinan perdarahan pasca persalinan, 2) menghemat waktu karena ibu tidak perlu repot membersihkan dan melakukan sterilisasi botol susu dan juga mempersiapkan susu, 3) lebih mudah di saat berpergian karena tidak perlu membawa perlengkapan susu formula, botol, termos air dan berbagai perlengkapan lain yang merepotkan, 4) Sangat mengurangi biaya bulanan untuk membeli susu formula, 5) Kedekatan anak pada ibu menjadi lebih mendalam, dan 6) dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kanker payudara dan indung telur.

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif, antara lain : 1) Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 2) Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran , 3) Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun, 3) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam, 4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng, 5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak, serta 6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

Bagi ibu yang di rumah, memberikan ASI bukanlah sesuatu yang berat karena setiap saat Ibu bias memberikan ASInya kapan saja bayi mau. Namun tentunya bagi ibu yang bekerja bukanlah menjadi halangan untuk tetap memberikan ASI, karena Ibu bias menyimpan ASI di botol yang dimasukkan ke dalam kulkas, atau yang disebut dengan ASI Perah (ASIP). Ibu bisa melakukannya dengan memerah ASI di rumah dan di kantor tiap 2 jam sekali kemudian disimpan di botol. ASI perah yang disimpan di kulkas mempunyai ketahanan yang bagus, asal penyimpanannya benar. Berikut daya tahan ASI yang disimpan di dalam kulkas : 1) ASIP yang disimpan di suhu ruangan dapat bertahan 4-6 jam, 2)ASIP  yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam, 3) ASIP yang disimpan di lemari es bawah (chiller) tahan 4 hari, 4) ASIP yang dibekukan dan disimpan di freezer kulkas 1 pintu tahan 2 minggu, di freezer kulkas 2 pintu tahan 3 bulan.

Tanggal 1 s.d tanggal 7 Agustus diperingati sebagai pekan ASI sedunia. Hal ini tentunya mengingatkan kita, bahwa ASI itu penting dan harus diberikan kepada anak. Selagi bisa,  berikanlah hanya ASI saja kepada bayi baru lahir sampai dengan 6 bulan, kemudian dilanjutkan ASI dan MPASI sampai dengan 2 tahun.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Tajurhalang



Senin, 31 Juli 2017

Keluarga Sehat Pilar Bagi Kesehatan Masyarakat Indonesia


Program Indonesia Sehat melalui pendekatan Keluarga Sehat merupakan salah satu program pemerintah mewujudkan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia. Pada agenda ke-5 dalam 9 Agenda Prioritas (Nawa Cita) adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (Program Indonesia Sehat). Agenda ini tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI tahun 2015-2019 antara lain penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Tiga rencana strategis Kemenkes tersebut dilaksanakan melalui pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah cara kerja puskesmas mendekatkan diri kepada masyarakat supaya permasalahan kesehatan di masyarakat dapat diketahui oleh masyarakat itu sendiri. Puskesmas dalam menjalankan fungsinya tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung saja, melainkan juga pelayanan kesehatan ke luar gedung dengan mengunjungi keluarga  keluarga yang terdata di wilayah kerja puskesmas. Puskesmas melakukan pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) secara berkesinambungan dengan target keluarga.

Prioritas program keluarga sehat yaitu menurunkan angka kematian ibu (AKI), menurunkan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prevalensi balita pendek (stunting), mempertahankan prevalensi HIV-AIDS < 0,5, menurunkan prevalensi tuberkulosis, menurunkan prevalensi malari, menurunkan prevalensi hipertensi, mempertahankan prevalensi obesitas pada 15,4, menurunkan prevalensi diabetes, serta menurunkan prevalensi kanker.  Program prioritas itu diperkuat dengan penyehatan lingkungan (sanitasi dan air minum).

Keluarga (rumah tangga) merupakan sasaran primer (utama) dalam upaya preventif promotif kesehatan sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini diharapkan mengubah perilakunya menjadi perilaku yang sehat. Puskesmas sebagai unit terkecil pelayanan kesehatan dapat melakukan intervensi dengan tepat sasaran melalui pendekatan keluarga.

Tujuan dari pendekatan keluarga sehat ini adalah untuk meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, mendukung pencapaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) kabupaten / kota dan SPM provinsi, mendukung pelaksanaan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dimana fasilitas pelayanan kesehatan harus meningkatkan jumlah kunjungan sehat, dan mendukung tercapainya program Indonesia sehat.

Kunjungan rumah adalah kegiatan mengunjungi rumah dalam rangka pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dan lintas sektornya di wilayah kerjanya. Dalam prakteknya setiap rumah tangga dikunjungi untuk didata dengan menggunakan 12 Indikator Keluarga Sehat. Setiap keluarga dikunjungi secara berkala terutama untuk keluarga yang mempunyai permasalahan 12 indikator keluarga sehat. Adapun yang menjadi Indikator Keluarga Sehat antara lain  : 1) keluarga mengikuti program KB (keluarga berencana), 2) ibu hamil memeriksakan kehamilannya (ANC – Ante Natal Care) sesuai standar, 3) bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, 4) pemberian ASI eksklusif kapada bayi usia 0-6 bulan, 5) pemantauan pertumbuhan balita, 6) penderita TB Paru yang berobat sesuai standar, 7) penderita hipertensi yang berobat teratur, 8) penderita gangguan jiwa berat yang diobati, 9) tidak ada anggota keluarga yang merokok, 10) sekeluarga sudah menjadi anggota JKN, 11) mempunyai sarana air bersih, dan 12) menggunakan jamban keluarga.

Kunjungan rumah dalam keluarga sehat mempunyai berbagai manfaat antara lain : membantu keluarga untuk mengenali keadaan kesehatan di keluarganya, membantu melakukan rujukan apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu dan perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan, mendorong keluarga untuk menfaatkan sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, poskesdes, ploindes, posyandu, dll serta meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat.

Pada saat melakukan kunjungan rumah, petugas membawa formulir pendataan Keluarga Sehat dan Paket Informasi dan Edukasi Keluarga Sehat. Keluarga yang didata merupakan keluarga inti (suami, isteri dan anak) sehingga dalam 1 rumah bisa terdapat lebih dari 1 keluarga. Pengolahan data keluarga sehat menggunakan aplikasi yang sudah ditentukan. Hasil pendataan dengan menggunakan 12 indikator ini akan menghasilkan strata / tingkatan keluarga sehat yang terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu: keluarga sehat (jika > 80% indikator baik), keluarga pra-sehat (50%-80% indikator baik), dan keluarga tidak sehat (< 50% indikator baik).

Penggunaan Aplikasi Keluarga Sehat selain untuk memasukkan data juga untuk menentukan prioritas program intervensi dalam keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Ketika permasalahan kesehatan di keluarga sudah diketahui, petugas dapat melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada di keluarga tersebut. Paket Informasi dan Edukasi Keluarga Sehat  berfungsi untuk memudahkan petugas memberikan informasi den edukasi sesuai dengan masalah di keluarga sehingga diharapkan dapat tepat sasaran dan memudahkan masyarakat menyimak dan mengingat materi yang disampaikan.

Sebagai contoh di keluarga A dari 12 indikator yang didata terdapat 3 indikator yang bernilai nol yaitu keluarga mengikuti program KB, tidak ada anggota keluarga yang merokok, dan keluarga menjadi anggota JKN. Itu artinya petugas harus mengintervensi dengan memberikan pemahaman pentingnya keluarga mengikuti program KB, bahaya merokok, dan pentingnya anggota keluarga menjadi anggota JKN.

Dalam pendekatan keluarga sehat perlu mengembangkan forum komunikasi yang sudah ada untuk kontak dengan keluarga, seperti dasa wisma / PKK, posyandu, forum masyarakat desa, dll. Kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama,  maupun ormas yang ada di masyarakat harus dilibatkan sebagai mitra demi kelancaran pelaksanaan kegiatan. Hal ini sejalan dengan strategi promosi kesehatan bahwa kemitraan harus digalang dalam rangka pemberdayaan masyarakat guna membangun kerjasama dan mendapatkan dukungan.

Keberhasilan kunjungan rumah dalam pendekatan keluarga ini tidak bisa lepas dari kerjasama dengan berbagai pihak. Kunjungan rumah dinilai berhasil apabila keluarga mengenali masalah, melakukan tindak lanjut mengatasi masalah, mengambangkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan jumlah masalah dalam indikator keluarga sehat setiap keluarga berkurang. Pada akhirnya, pendekatan keluarga diharapkan mampu meningkatkan derajad kesehatan masyarakat menuju Indonesia yang sehat karena keluarga merupakan pilar inti dalam perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan produktif. Salam Sehat!

Oleh : Niswatun Nafi'ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Tajurhalang


Sabtu, 10 Juni 2017

Mengenal Asam Urat dan Pencegahannya


Apa itu penyakit Asam Urat? Penyakit Asam Urat atau Arthritis Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan nyeri berulang dipersendian karena adanya endapan kristal monosodium urat akibat tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurikimia). Normalnya, asam urat akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin. Namun karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada maka menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.

Orang yang berisiko terkena Asam Urat yaitu antara lain orang yang sudah berusia lanjut (45 tahun ke atas), perempuan yang menopause, obesitas / kegemukan, serta orang yang tidak melakukan gaya hidup sehat (kurang gerak, rendah serat, tinggi lemak serta tinggi purin).

Proses terjadinya penyakit Asam Urat dapat dijelaskan sebagai berikut ketika manusia konsumsi zat yang mengandung purin secara berlebihan, zat purin dalam jumlah banyak masuk dalam tubuh, kemudian melalui metabolisme berubah menjadi asam urat, kadar asam urat dalam tubuh meningkat, sehingga ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat. Kemudian kristal asam urat yang berlebih menumpuk di persendian, akibatnya sendi kita terasa nyeri, membengkak, panas meradang, dan kaku.

Gejala penyakit Asam Urat, antara lain : sendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan dan bahkan membengkak dan berwarna kemerahan (meradang), biasanya persendian terasa nyeri saat pagi hari (baru bangun tidur) atau malam hari, rasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan tangan dan siku, untuk memastikan, Anda harus melakukan pemeriksaan laboratorium. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl.

Cara agar dapat terhindar dari risiko terkena Penyakit Asam Urat, antara lain menerapkan pola makan sehat seimbang dengan memilih karbohidrat kompleks (buah, sayuran, beras merah), protein tanpa lemak (tahu), dan lemak esensial yang sehat. Kenali makanan rendah purin. Pisang, seleda, peterseli, kol merah, kubis, paprika mesh, dan buah asam termasuk makanan yang baik untuk pasien gout, konsumsi makanan yang memiliki zat penurun asam urat dan mengurangi peradangan, seperti buah beri (bluberi, stroberi), tahu, dan minyak zaitun. Bawang putih sering disebut herbal ajaib karena dapat membantu menangani berbagai penyakit dan bermanfaat dalam banyak fungsi tubuh. Mengonsumsi 3-5 siung bawang putih sehari dapat membantu mengatasi gout dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, banyak minum air putih. Minum delapan gelas sehari atau ditambah jus buah segar (tomat, jeruk, nanas, dan lain-lain), olahraga teratur, berolahraga secara teratur 4-5 kali seminggu selama 30-45 menit setiap latihan, kurangi berat badan jika berlebihan, serta hindari makanan tinggi purin.  

Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin) meliputi jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak, makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting, makanan kaleng seperi kornet dan sarden, daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental, kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau.

Selain itu dapat pula memanfaatkan herbal alami. Herbal alami yang dapat dimanfaatkan meliputi : 1) Sambiloto (Andrographis paniculata nees) bersifat diuretik dan antiinflamasi (anti-peradangan) shg dpt membantu mengatasi radang sendi pada gout, 2) Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) mengandung zat germakron yang bersifat antiinflamasi juga, 3) Lada hitam (Pipernigrum) dapat meningkatkan urinasi dan bersifat antiinflamasi, 4) Daun tempuyung (Sonchus arvensis) memiliki senyawa flavonoid yang bersifat antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim kesatin oksidase dan reaksi superoksida shg pembentukan asam urat bisa dihambat atau dikurangi.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Tajurhalang

Rabu, 31 Mei 2017

Awas! Bahaya Itu Masih Mengancam

Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) diperingati setiap tanggal 31 Mei. Peringatan HTTS ini diharapkan  menjadi momentum para perokok untuk berhenti merokok. Menurut The ASEAN Tobacco Control ATLAS, Indonesia merupakan Negara dengan konsumsi rokok tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Bahkan di dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa satu dari tiga pria dewasa mengkonsumsi rokok. Rokok tidak hanya menghantui calon konsumen dewasa saja tetapi juga remaja berusia 13-15 tahun yang notabene merupakan pelajar penerus masa depan bangsa. Bisa dibayangkan jika calon penerus bangsa sudah diracuni dengan bahaya nikotin yang terkandung dalam rokok, mungkin masa depan bangsa ini berada di tangan generasi-generasi yang tidak sehat.

Hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga wilayah UPT Puskesmas Tajurhalang memperlihatkan bahwa untuk indikator tidak merokok masih menempati urutan teratas setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih sulit untuk lepas dari rokok. Padahal sudah jelas, dan sudah sering dilakukan penyuluhan akan bahaya asap rokok dan kematian akibat rokok, serta dibukanya Klinik Berhenti Merokok (KBM).

Kematian akibat rokok tidak terlepas dari bahan-bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok. Ada kurang lebih 4000 bahan kimia beracun dan 69 diantaranya merupakan penyebab kanker. Yang paling berbahaya di antaranya nikotin yang bersifat adiktif (ketergantungan), tar yang menyebabkan kanker, CO yang dapat mengikat sel darah merah, sehingga darah kekurangan oksigen. Seorang perokok dapat mengalami berbagai kerusakan hampir semua pada semua organ tubuhnya, 90% mengalami kanker mulut/tenggorokan, 75% mengalami penyakit paru-paru (bronchitis, asma), 40% mengalami penyakit stroke, 30% kematian akibat penyakit jantung. Penyakit-penyakit tersebut sebagian bersifat kronis, sehingga tidak dirasakan langsung oleh perokok. Tidak mengherankan jika perokok merasa tetap sehat walaupun setiap harinya mereka terpapar residua sap rokok. Tidak hanya itu, asap rokok juga berbahaya bagi mereka yang berada di sekitar perokok, atau yang disebut perokok pasif. Perokok pasif mempunyai risiko terkena kanker paru 20-30%, ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir mati, bayi lahir premature, atau pada anak-anak mengalami infeksi saluran pernapasan, asma dan bayi mati mendadak akibat asap rokok.

Siapapun dapat berhenti merokok asalkan ada niat atau kemauan, berikut beberapa tips berhenti merokok : kurangi jumlah batang rokok yang dihisap per hari, jauhi tempat dimana banyak perokok, rutin berolahraga, kurangi begadang atau tidur larut malam, minum jus / sari jeruk, tetapkan tanggal kapan berhenti merokok, kuatkan niat untuk berhenti merokok.

Oleh     : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Tajurhalang

Sabtu, 29 April 2017

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sumber-sumber sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dll.

Penggolongan sampah dibedakan menjadi sampah anorganik/kering, sampah organik/basah, dan sampah berbahaya. Sampah anorganik/kering, contohnya logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembususkan secara alami. Sampah organik/basah, contohnya sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami. Sedangkan sampah berbahaya, contohnya Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll.

Permasalahan yang dapat ditimbulkan akibat sampah meliputi tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara, serta menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Di Jakarta jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.

Tata cara pemusnahan sampah yaitu dengan metode penumpukan, pengkomposan, pembakaran, dan sanitary landfill. Metode penumpukan ini sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air. Metode pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi. Metode pembakaran dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menghindari pencemaran asap, bau dan kebakaran. Sedangkan metode sanitary landfill ini hampir sama dengan penumpukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.

Sampah dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti sampah basah dapat digunakan untuk kompos dan makanan ternak, sampah kering dapat dimanfaatkan kembali dan didaur ulang, dan sampah kertas dapat didaur ulang.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang meliputi : 1) botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal, 2) kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecualai kertas yang berlapis minyak, 3) aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll, 4) besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll, 5) plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll, 6) sampah basah dapat diolah menjadi kompos.
Sampah yang dikelola dengan baik tentunya akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Pengelolaan sampah mempunyai manfaat yaitu menghemat sumber daya alam, menghemat energi, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA, dan lingkungan asri (bersih ,sehat, dan nyaman).

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Tajurhalang

Sabtu, 25 Maret 2017

TB Masih Menghantui Masyarakat


Tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberculosis (TB) sedunia. Hari TB Sedunia tahun 2017 mengangkat tema “Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas TB”. Tujuan peringatan hari TB sedunia adalah untuk menyebarluaskan informasi tentang TB kepada seluruh lapisan masyarakat, pengambil kebijakan, maupun media massa maupun masyarakat secara umum tentang bagaimana ancaman TB terhadap kelangsungan hidup kita. Sedangkan makna

Sejarah mencatat bahwa tanggal 24 Maret 1882 adalah awal mula ditemukannya bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang merupakan basil penyebab penyakit TB. Kemudian setelah itu setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang epidemi global TB dan upaya untuk memberantas dan mengendalikan penyakit TB.

Indonesia termasuk penyumbang kasus TB terbesar di dunia, masuk peringkat 10 besar. Dengan jumlah penemuan kasus baru mencapai 690.000 per tahun dan kematian kurang lebih 91.000 per tahun. Di Kabupaten Tegal diperkirakan setiap tahunnya terdapat 1.500 kasus TB menular, dan dari data tahun 2011 tercatat kasus TB yang ditemukan dan diobati sebanyak 1.130 (75%). Dari data tersebut menunjukkan kasus TB  banyak terjadi di masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya yang serius dari pemerintah dari penemuan kasus, pengobatan sampai sembuh dan pemutusan rantai penularan TB.

Masyarakat pada umumnya lebih mengenal penyakit Tuberculosis dengan sebutan TBC, namun sekarang penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan TB (baca : tibi). Penyakit ini bersifat menular dan menyerang siapa saja baik pria, wanita, orang dewasa, anak-anak, masyarakat kaya maupun miskin. Hal ini disebabkan karena penularan TB dapat melalui udara yang tercemar oleh Mycobacterium Tuberculosis yang dilepaskan/dikeluarkan oleh penderita TB saat bersin, batuk, meludah dan berbicara. Seseorang dapat terpapar TB meskipun mengirup sejumlah kecil kuman TB. Bakteri TB ini jika masuk ke dalam paru-paru dan terkumpul akan berkembang biak menjadi banyak terutama pada orang dengan daya tahan tubuh rendah. Setelah itu bakteri ini akan menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itu, bakteri TB dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh manusia sperti paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening. Namun, organ paru-paru yang paling sering terinfeksi.

Seseorang yang terdiagnosa TB dengan status TB BTA (Basil Tahan Asam) positif dapat menularkan sekurang-kurangnya kepada 10-15 orang lain setiap tahun. Untuk itu meskipun orang merasa sehat dapat berkemungkinan tertular dengan bakteri TB. Bakteri TB bersifat dormant (tidak aktif) selama bertahun-tahun di dalam tubuh manusia. Namun ketika system kekebalan tubuh seseorang tersebut menurun, maka kemungkinan untuk terjadinya TB lebih besar.

Penyakit TB dapat disembuhkan jika penderita minum obat secara tepat dan teratur. Namun yang sering terjadi banyak pasien TB yang putus obat atau berhenti di tengah jalan. Hal ini dikarenakan oleh berbagai hal antara lain : psien sudah merasa sembuh dan tidak merasakan gejala TB lagi, lamanya waktu pengobatan harus 6 bulan, ketidakpatuhan dalam meminum obat, dll. Jika penderita TB terputus pengobatannya maka yang terjadi kuman TB di dalam tubuh semakin kebal terhadap obat yang digunakan.

Untuk itu bagi masyarakat yang sakit TB perlu melakukan upaya berikut :1) minumlah obat secara teratur sesuai anjuran petugas kesehatan, 2) lakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan jika obat habis, 3) libatkan anggota keluarga dalam menyiapkan dan mengawasi minum obat, 4) makanlah makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, 5) hindarilah perilaku batuk dan meludah sembarangan, 6) jika sedang berkomunikasi dengan orang lain usahakan menutup mulut dan hidung dengan sapu tangan atau tissue.

Sedangkan bagi masyarakat yang sehat agar terhindar dari penyakit TB maka perlu melakukan upaya beriktu ini : 1) segera periksa ke puskesmas terdekat jika ada gejala batuk lebih dari 3 minggu tidak sembuh-sembuh, 2) hindari orang yang batuk di sekitar kita dengan menutup mulut dan hidung, 3) jaga kesehatan tubuh dengan makanan bergizi seimbang dan olahraga teratur, 4) jaga kesehatan lingkungan, dan 5) berikan imunisasi lengkap kepada balita sesuai dengan umurnya. Salah satu imunisasi yang diberikan adalah BCG untuk mencegah penyakit TB.
   

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Tajurhalang


Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...