Jumat, 17 Mei 2019

Cegah Hipertensi dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data World Health Organization (WHO) terdapat 1 miliar kasus hipertensi di seluruh dunia dan meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan di Indonesia menurut catatan data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2016, terdapat 63.309.620 kasus dan kematian sebanyak 427 ribu.
Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika hasil tes memperlihatkan tensi lebih tinggi dari 140/90 mmHg.

Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis hipertensi atau tekanan darah tinggi yang ada, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer (esensial) adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebab spesifiknya. Sebanyak 95 persen orang yang punya tensi tinggi termasuk dalam kategori ini. Kebanyakan orang yang memiliki hipertensi jenis ini tidak akan merasakan gejala yang berarti.

Hipertensi primer dapat dialami oleh semua kalangan usia, tapi paling sering terjadi pada usia paruh baya. Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu penyebab utama hipertensi primer. Namun, gaya hidup yang tidak sehat juga dapat menjadi penyebab dan faktor risiko hipertensi ini, antara lain : kebanyakan makan garam, stres, malas gerak atau olahraga, obesitas, merokok, minum minuman keras, dan lain-lain.

Dalam beberapa kasus, masalah medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dinamakan dengan hipertensi sekunder. Penggunaan obat-obatan tertentu juga berpotensi menjadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi jenis sekunder. Hipertensi sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat menjadi penyebab tekanan darah melonjak lebih tinggi dibanding hipertensi primer.
Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi sekunder yaitu antara lain sleep apnea, masalah ginjal, adanya tumor pada kelenjar adrenal, masalah pada tiroid, dan diabetes.

WHO mengeluarkan Disability Adjusted Life Years (DALY) yang didalamnya dicantumkan mengenai faktor risiko yang yang dapat menyebabkan hipertensi. Faktor risiko hipertensi pada laki-laki disebabkan karena konsumsi rokok, peningkatan tekanan darah sistolik, dan peningkatan kadar gula. Begitu juga dengan wanita faktor risiko salah satunya yakni peningkatan tekanan darah.

Faktor risiko adalah kebiasaan, kondisi, dan hal-hal serupa yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit. Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak bisa diubah dan dapat diubah. Beberapa faktor risiko penyebab hipertensi yang tidak bisa diubah termasuk usia, riwayat hipertensi dalam keluarga, jenis kelamin. Sementara faktor risiko penyebab hipertensi yang masih bisa diubah termasuk obesitas dan kelebihan berat badan, kurang gerak, pola makan, kecanduan alkohol, stres, merokok.

Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko penyakit lain seperti jantung, gagal ginjal, dan stroke. Hipertensi dapat dicegah dengan penerapan gerakan masyarakat hidup sehat. Setiap individu penting melakukan kontrol pada dirinya sendiri mulai dari cek kesehatan secara berkala, berhenti merokok, menkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, rajin berolahraga atau beraktivitas fisik, istirahat yang cukup dan mengelola stres dengan baik.


Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...