Kamis, 03 Desember 2020

Waspadai Demam Berdarah (DB) di Tengah Pandemi Covid-19

Memasuki musim penghujan sangat berpotensi untuk menimbulkan genangan air di sekitar rumah kita. Genangan air ini menjadi tempat yang nyaman untuk tempat perindukan nyamuk. Apalagi jika di lingkungan rumah banyak kaleng-kaleng bekas, ban bekas, daun, sampah, plastik dan sebagainya yang digenangi air hujan, maka tidak menutup kemungkinan banyak nyamuk yang bertelur di genangan air tersebut. Tidak heran jika kasus Demam Berdarah pada saat musim hujan mengalami peningkatan.

Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh Virus Dengue, dan ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kebiasaan nyamuk ini senang bertelur di genangan air bersih seperti di tempat penampungan air yang tidak ditutup, pot bunga yang ada airnya, dan talang air yang tidak lancar. Nyamuk ini aktif menggigit manusia dari pagi sampai sekitar jam 3 sore. Nyamuk Aedes mengandung Virus Dengue yang dapat menyebarkan virus dari orang sakit ke orang yang sehat.

Sampai saat ini belum ada vaksin ataupun obat khusus untuk penyembuhan penyakit Demam Berdarah, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal gejalanya untuk deteksi dini, upaya pencegahan, dan upaya pengobatan utnuk penderita. Untuk deteksi dini, kita harus mengetahui gejala-gejala penyakit DB yaitu antara lain : 1) demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, suhu tubuh sekitar 39-40 derajat celcius, 2) demam tidak disertai batuk, 3) sakit perut dan mual, 4) badan terasa pegal atau nyeri pada persendian, 5) muncul bintik-bintik merah.

Saat terkena DB seseorang akan mengalami 3 fase, yang pertama fase demam selama 3 hari pertama, kemudian pada hari ketiga biasanya demam turun, tetapi pada fase ini harus diwaspadai karena masuk dalam fase kritis. Gejala masuk fase kritis, selain demam turun, ujung-ujung jari terasa dingin, denyut nadi kecil, dan cepat serta tekanan darah menurun dan tampak lemas. Pada kondisi ini penderita DB memerlukan penanganan serius dan intensif karena merupakan keadaan sangat gawat yang juga dapat mengakibatkan kematian. Biasanya kematian terjadi karena keterlambatan dalam mencari pertolongan ke pelayanan kesehatan atau dokter untuk segera mendapatkan pengobatan.

Selain mengenali gajala-gejalanya, ada upaya yang lebih penting dan tidak boleh terlupakan yaitu upaya pencegahan. Untuk melakukan pencegahan, kita harus mengetahui factor-faktor risiko terjadinya Demam Berdarah. Faktor risiko yang dimaksud yaitu antara lain : perilaku dan lingkungan yang buruk, misalnya perilaku membuang sampah bekas ban, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan secara sembarangan, perilaku menggantung baju, perilaku tidak menguras bak mandi, dan lain sebagainya. Untuk itu upaya pencegahan harus dilakukan, antara lain dengan 1) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus yaitu menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi secara teratur, mengubur barang-barang yang tidak terpakai, maupun mendaur ulang barang-barang bekas, 2) cegah jangan sampai terkena gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion anti nyamuk atau kelambu, 3) menggunakan bubuk abate, 4) jaga kondisi tubuh agar tetap sehat.

Di tengah pandemi Covid-19 harusnya penyakit demam berdarah dapat berkurang karena mayoritas orang melaksanakan work from home atau bekerja dari rumah untuk memutus penularan Covid-19. Ketika orang banyak yang di rumah saja, memungkinkan orang melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan, tetapi ternyata kegiatan 3M belum menjadi sesuatu yang penting untuk mencegah penyakit demam berdarah.

Selain itu, masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa fogging adalah cara terjitu mencegah DB. Padahal, PSN terbukti lebih ampuh dibanding fogging, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan PSN memberantas sampai jentiknya. Siklus hidup nyamuk dari telur menjadi pupa kemudian menjadi jentik nyamuk membutuhkan waktu 21 hari. Dengan PSN rutin, jentik nyamuk yang berada di genangan air bersih tidak sempat tumbuh menjadi nyamuk dewasa, sehingga perkembangannya terhenti. Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menyebutkan bahwa fogging kurang efektif karena di beberapa daerah vector DB sudah resisten terhadap Malathion. Itulah kenapa PSN jauh lebih ampuh daripada yang lain. Dengan melakukan PSN secara rutin, telur dan jentik nyamuk musnah dan tidak sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

 

 

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...