Rabu, 20 Desember 2023

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preventif. Kehadiran Pos UKK di sektor pekerja informal diharapkan dapat melindungi dan meningkatkan kesehatan pekerja, mencegah penyakit akibat kerja serta meningkatkan produktivitas pekerja. Wilayah Puskesmas Tajurhalang membina 3 Pos UKK yaitu Pos UKK JJS Tonjong, Pos UKK RWJ Tahu Sumedang, dan Pos UKK Kripik Maharani Nanggerang.

Kegiatan pembinaan Pos UKK kali ini (20 Desember 2023) dilakukan di Pos UKK JJS yang berada di Desa Tonjong dan bergerak di usaha produksi makanan ringan dengan merk Snack Kentang Mariposa. Kegiatan diawali dengan pemeriksaan kesehatan pekerja. Pekerja yang sudah diperiksa kesehatannya diberikan obat sesuai dengan kondisi badan. Setelah itu, semua pekerja dikumpulkan dalam satu area untuk diberikan penyuluhan mengenai Personal Hygene Pekerja.



Personal Hygene pekerja dirasakan penting untuk ditekankan kepada pekerja di JJS mengingat usaha mereka di bidang pengolahan makanan ringan. Seluruh pekerja dihimbau untuk memperhatikan kebersihan diri yang meliputi kebersihan badan, rambut, dan kuku, kebersihan pakaian, menggunakan penutup kepala, celemek, sarung tangan, dan masker jika diperlukan, tidak menggunakan perhiasan tangan, tidak berbicara, dan bagi pekerja laki-laki tidak merokok selama melakukan pengolahan makanan. Selain itu, pekerja juga diminta untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan ketika mau bekerj dan setelah BAB. Promkes Puskesmas Tajurhalang menekankan bahwa seluruh pekerja harus menerapkan personal hygene agar pekerja tetap sehat dan olahan makanan yang dihasilkan bersih dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kesehatan masyarakat tetap terjaga.


Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu dalam Menurunkan Angka Stunting



Kegiatan peningkatan kapasitas kader dimulai dengan pembukaan oleh Ibu Penggerak PKK Desa Nanggerang (Bu Fera) yang dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Penggerak PKK Kecamatan Tajurhalang (Bu Dewi Kartini Pramulya) dan perwakilan dari Kecamatan Tajurhalang (Bu Mulyani). Acara dilanjutkan dengan pemberian materi mengenai stunting yang disampaikan oleh tim Promosi Kesehatan Puskesmas Tajurhalang yaitu Niswatun Nafi’ah, SKM, MKM dan Rodiah, SKM.

Kegiatan tersebut membahas mengenai stunting, pencegahan stunting dan peran kader dalam menurunkan angka stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak tersebut mempunyai badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Stunting pada balita berdampak pada balita yang mudah sakit, kemampuan kognitif berkurang, postur tubuh tidak maksimal sat dewasa, dan saat tua berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan ABCDE yaitu Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil, Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali, Cukupi konsumsi protein hewani, Datang ke posyandu setiap bulan untuk melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, dan Eksklusif ASI 6 bulan hingga usia 2 tahun.

Tim promkes Puskesmas Tajurhalang menekankan bahwa kader mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya menurunkan stunting. Kader posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang berada dekat dengan masyarakat. Kader posyandu diharapkan dapat turut serta dalam melakukan pendataan balita, melakukan pengukuran dan penimbangan dengan tepat, memberikan edukasi mengenai pola asuh dan pola makan kepada ibu balita, serta memberikan advokasi kepada kepala desa dalam perencanaan kegiatan pencegahan stunting dengan data-data stunting yang didapatkan. Peran serta kader dalam menurunkan angka stunting semoga menjadikan Kecamatan Tajurhalang bebas stunting!     


Kamis, 03 Desember 2020

Waspadai Demam Berdarah (DB) di Tengah Pandemi Covid-19

Memasuki musim penghujan sangat berpotensi untuk menimbulkan genangan air di sekitar rumah kita. Genangan air ini menjadi tempat yang nyaman untuk tempat perindukan nyamuk. Apalagi jika di lingkungan rumah banyak kaleng-kaleng bekas, ban bekas, daun, sampah, plastik dan sebagainya yang digenangi air hujan, maka tidak menutup kemungkinan banyak nyamuk yang bertelur di genangan air tersebut. Tidak heran jika kasus Demam Berdarah pada saat musim hujan mengalami peningkatan.

Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh Virus Dengue, dan ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kebiasaan nyamuk ini senang bertelur di genangan air bersih seperti di tempat penampungan air yang tidak ditutup, pot bunga yang ada airnya, dan talang air yang tidak lancar. Nyamuk ini aktif menggigit manusia dari pagi sampai sekitar jam 3 sore. Nyamuk Aedes mengandung Virus Dengue yang dapat menyebarkan virus dari orang sakit ke orang yang sehat.

Sampai saat ini belum ada vaksin ataupun obat khusus untuk penyembuhan penyakit Demam Berdarah, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal gejalanya untuk deteksi dini, upaya pencegahan, dan upaya pengobatan utnuk penderita. Untuk deteksi dini, kita harus mengetahui gejala-gejala penyakit DB yaitu antara lain : 1) demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, suhu tubuh sekitar 39-40 derajat celcius, 2) demam tidak disertai batuk, 3) sakit perut dan mual, 4) badan terasa pegal atau nyeri pada persendian, 5) muncul bintik-bintik merah.

Saat terkena DB seseorang akan mengalami 3 fase, yang pertama fase demam selama 3 hari pertama, kemudian pada hari ketiga biasanya demam turun, tetapi pada fase ini harus diwaspadai karena masuk dalam fase kritis. Gejala masuk fase kritis, selain demam turun, ujung-ujung jari terasa dingin, denyut nadi kecil, dan cepat serta tekanan darah menurun dan tampak lemas. Pada kondisi ini penderita DB memerlukan penanganan serius dan intensif karena merupakan keadaan sangat gawat yang juga dapat mengakibatkan kematian. Biasanya kematian terjadi karena keterlambatan dalam mencari pertolongan ke pelayanan kesehatan atau dokter untuk segera mendapatkan pengobatan.

Selain mengenali gajala-gejalanya, ada upaya yang lebih penting dan tidak boleh terlupakan yaitu upaya pencegahan. Untuk melakukan pencegahan, kita harus mengetahui factor-faktor risiko terjadinya Demam Berdarah. Faktor risiko yang dimaksud yaitu antara lain : perilaku dan lingkungan yang buruk, misalnya perilaku membuang sampah bekas ban, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan secara sembarangan, perilaku menggantung baju, perilaku tidak menguras bak mandi, dan lain sebagainya. Untuk itu upaya pencegahan harus dilakukan, antara lain dengan 1) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus yaitu menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi secara teratur, mengubur barang-barang yang tidak terpakai, maupun mendaur ulang barang-barang bekas, 2) cegah jangan sampai terkena gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion anti nyamuk atau kelambu, 3) menggunakan bubuk abate, 4) jaga kondisi tubuh agar tetap sehat.

Di tengah pandemi Covid-19 harusnya penyakit demam berdarah dapat berkurang karena mayoritas orang melaksanakan work from home atau bekerja dari rumah untuk memutus penularan Covid-19. Ketika orang banyak yang di rumah saja, memungkinkan orang melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan, tetapi ternyata kegiatan 3M belum menjadi sesuatu yang penting untuk mencegah penyakit demam berdarah.

Selain itu, masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa fogging adalah cara terjitu mencegah DB. Padahal, PSN terbukti lebih ampuh dibanding fogging, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan PSN memberantas sampai jentiknya. Siklus hidup nyamuk dari telur menjadi pupa kemudian menjadi jentik nyamuk membutuhkan waktu 21 hari. Dengan PSN rutin, jentik nyamuk yang berada di genangan air bersih tidak sempat tumbuh menjadi nyamuk dewasa, sehingga perkembangannya terhenti. Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menyebutkan bahwa fogging kurang efektif karena di beberapa daerah vector DB sudah resisten terhadap Malathion. Itulah kenapa PSN jauh lebih ampuh daripada yang lain. Dengan melakukan PSN secara rutin, telur dan jentik nyamuk musnah dan tidak sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

 

 

Kamis, 12 November 2020

Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tengah Pandemi Covid-19

Amanat UU Kesehatan No. 23/1992 pasal 3 bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sesuai dengan amanat undang-undang tersebut diharapkan sektor kesehatan mengalami pergeseran paradigma. Perubahan paradigma itu yaitu mengajak dan memotivasi masyarakat untuk mengubah pola pikir dan sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat. Hal ini dikenal dengan istilah ”Paradigma Sehat”.

Dalam paradigma sehat, sektor kesehatan harus mau merubah pandangan dari yang tadinya kuratif rehabilitatif menjadi preventif dan promotif. Paradigma sehat mengajak masyarakat untuk mengedepankan preventif promotif dengan melakukan PHBS. Pandemi Covid-19 masih berlangsung dan belum selesai. PHBS merupakan pencegahan penularan penyakit Covid-19. PHBS adalah sekumpulan perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran dari hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan mampu berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

PHBS mempuyai beberapa tujuan yang dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum PHBS yaitu meningkatnya rumah tangga sehat di Kabupaten/Kota. Sedangkan tujuan khususnya yaitu antara lain meningkatnya pengetahuan, kemauan & kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS, serta anggota rumah tangga berperan  aktif dalam gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.

Kegiatan-kegiatan PHBS yang dapat dilakukan di rumah dan dimanapun berada antara lain mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, dan menggunakan lantai rumah kedap air, melakukan aktivitas fisik/berolahraga, tidak merokok, cuci tangan pakai sabun, serta tetap menjaga kesehatan lingkungan dengan melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) agar tidak mewabah penyakit Demam Berdarah di tengah pandemic Covid-19.

Selain itu PBHS jika dilakukan secara rutin akan mendatangkan beberapa manfaat. Manfaat PHBS yaitu setiap anggota rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota rumah tangga, dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan dan usaha lain guna meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga, sebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembangunan bidang kesehatan, meningkatkan citra pemerintah Kabupaten/Kota dalam bidang kesehatan, serta dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.  Oleh karena pentingnya PHBS dalam kehidupan sehari-hari, mari kita budayakan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda Puskesmas Tajurhalang


Sabtu, 10 Oktober 2020

Dengan CTPS, Terhindar dari Covid-19

Tanggal 15 Oktober diperingati sebagai hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sedunia. Hari CTPS sedunia adalah sebuah kampanye global yang dicanangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bekerja sama dengan organisasi-organisasi lainnya baik pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan perilaku masyarakat menggunakan sabun dan air mengalir sebagai upaya menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia. 

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). CTPS secara ilmiah terbukti dapat mencegah penyebaran penyakit menular, seperti : Kecacingan, Diare, ISPA, Flu Burung, dan TBC. Angka kejadian Diare dan ISPA di wilayah Puskesmas Tajurhalang masih tinggi, oleh karena itu penting untuk menyebarluaskan pesan CTPS untuk mencegah penyebaran kedua penyakit tersebut. Kajian oleh Curtis dan Cairncross (2003), CTPS setelah bersentuhan dengan tinja dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 42-47%.

Pada tahun ini terjadi pandemi Covid-19 dimana salah satu penularannya adalah dari tangan yang membawa Virus Corona. Cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir dapat membunuh virus Corona, sehingga penting untuk dilakukan sesering mungkin. Anjuran pemerintah melakukan cuci tangan kapan saja, baik di rumah maupun di luar rumah. Momen Pandemi Covid-19 menjadikan orang waspada dan mulai membiasakan cuci tangan pakai sabun dimanapun berada.

Fokus penyampaian pesan CTPS adalah anak-anak usia sekolah dasar, kader-kader kesehatan, tenag professional kesehatan, dan ibu-ibu yang aktivitasnya banyak bersentuhan dengan pengelolaan makanan. Selain itu, pesan ini juga perlu disampaikan kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar pertanian dan peternakan. Hal ini disebabkan mereka merupakan kelompok risiko tinggi yang dapat menularkan berbagai virus, bakteri, dan telur cacing.

Tenaga professional kesehatan juga penting untuk memperhatikan CTPS pada setiap melakukan aktivitas pelayanan kepada masyarakat, karena petugas kesehatan berisiko tinggi menjadi penyebab penularan kuman penyakit dari pasien ke pasien yang lain.

Waktu kritis CTPS adalah setelah buang air besar (BAB), setelah buang air kecil (BAK), setelah menceboki anak/bayi, sebelum makan, sebelum menyentuh, menyiapkan, memasak, dan menyajikan makanan. Sehingga pada waktu tersebut diharapkan cuci tangan menggunakan sabun.

Membiasakan anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk cuci tangan pakai sabun sekaligus akan mengajarkan mereka untuk hidup sehat sejak dini tidak hanya di saat Pandemi Covid-19. Kebiasaan ini dapat diteruskan menjadi kebiasaan yang baik sampai seterusnya. Dengan demikian pola hidup bersih dan sehat akan tertanam kuat dalam diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga kita. 

Cuci tangan pakai sabun hanya membutuhkan waktu dua puluh detik dan tidak memerlukan biaya yang besar karena hanya membutuhkan sabun dan air mengalir. Mari bersama menyebarluaskan dan mempraktekan perilaku cuci tangan pakai sabun di kalangan masyarakat, agar hidup sehat dapat terwujud.

Oleh    : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Sabtu, 12 September 2020

Pentingnya Mencegah Hipertensi di Tengah Pandemi Covid-19

 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis dan menetap, dengan tekanan darah > 140/90 mmHg. Hipertensi sering disebut sebagai sillent killer. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko untuk terjadinya kematian dan beberapa penyakit seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung (jantung koroner), gagal ginjal, kebutaan, dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Selain faktor genetika, usia, dan jenis kelamin.

Hipertensi seringkali terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit. Sekitar 90% penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya, disebut sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Sekitar 5-10% penderita hipertensi berhubungan dengan penyakit ginjal, 1-2% berhubungan dengan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) dan pada umumnya akibat gaya hidup yang tidak sehat : seperti diet yang tidak sehat (kurang buah dan sayuran, tinggi lemak jenuh, tinggi kolesterol, tinggi garam dan gula), kurang aktivitas fisik/olah raga, kegemukan (obesitas), alkohol, stress dan merokok.

Tanda-tanda awal gejala hipertensi yaitu sakit kepala, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung dapat berdarah/mimisan, telinga berdenging, dunia terasa berputar/sempoyongan. Untuk menegakkan diagnosis hipertensi tekanan darah diukur minimal 2x selang 2 menit dan pemeriksaan darah kontra lateral. Tekanan darah tinggi ditegakkan bila tekanan darah ≥140/90 mmHg. Bila tekanan darah <160/100 mmHg perlu dilakukan pengukuran tekanan darah minimal dua kali dengan jarak 1 minggu.

Di tengah pandemi Covid-19 penting sekali untuk tetap menjaga tekanan darah agar tidak tinggi. Hipertensi dapat dikontrol dan dicegah sehingga tidak menimbulkan sesuatu hal yang fatal. Jika ada kesadaran dan mau mengontrol kondisi, resiko terjadinya hipertensi dapat berkurang 50 persen. Hipertensi dapat dicegah melalui beberapa hal, yaitu : melakukan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat (sayur dan buah), membatasi konsumsi garam (per hari maksimal 1 sendok teh), garam mengandung natrium dan sodium. Garam dalam jumlah sedikit dibutuhkan untuk mengatur kandungan air dalam tubuh. Jika berlebihan, garam dapat menyebabkan hipertensi hingga stroke. Contoh makanan yang mengandung garam yaitu dalam 1 sendok makan kecap terdapat ¼ sendok teh garam dan dalam 1 bungkus mie instan mengandung sekitar ¾ sendok teh garam. Selain itu juga cara pencegahan yang lainnya yaitu dengan tidak mengkonsumsi alkohol dan makanan yang berlemak tinggi, mengurangi berat badan, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, mengendalikan stress, tidak merokok, dan lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.                                                                                                                                                         

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Senin, 10 Agustus 2020

Pentingnya ASI Eksklusif bagi Bayi Sampai 2 Tahun

ASI (Air Susu Ibu) merupakan anugerah bagi setiap bayi yang lahir ke dunia. Hak ini seharusnya diberikan oleh setiap ibu kepada bayinya sampai dengan si anak usia 2 tahun. Namun dari bayi lahir sampai dengan usia 6 bulan, bayi cukup diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping lain, atau yang disebut dengan ASI Eksklusif. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.

Pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan dan tetap dilanjutkan sampai dengan 2 tahun mempunyai beberapa keuntungan untuk anak, antara lain : 1) mengandung berbagai enzim untuk membantu proses pencernaan, 2) kandungan gizi yang lengkap dan optimal sesuai kebutuhan perkembangan bayi, 3) memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, 4) menurunkan risiko alergi pada bayi dengan riwayat keluarga menderita alergi, 5) ASI dapat diminum setiap saat (tidak perlu menunggu), 6) ASI meningkatkan perkembangan otak yang optimal, 7) menyusu langsung dari puting ibu akan membuat perkembangan rahang dan gigi yang baik, serta 8) Kedekatan dengan ibu akan lebih berkembang.

Selain itu, untuk si ibu, pemberian ASI mempunyai beberapa manfaat : 1) mengurangi kemungkinan perdarahan pasca persalinan, 2) menghemat waktu karena ibu tidak perlu repot membersihkan dan melakukan sterilisasi botol susu dan juga mempersiapkan susu, 3) lebih mudah di saat berpergian karena tidak perlu membawa perlengkapan susu formula, botol, termos air dan berbagai perlengkapan lain yang merepotkan, 4) Sangat mengurangi biaya bulanan untuk membeli susu formula, 5) Kedekatan anak pada ibu menjadi lebih mendalam, dan 6) dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kanker payudara dan indung telur.

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif, antara lain : 1) Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 2) Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran , 3) Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun, 3) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam, 4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng, 5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak, serta 6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

Bagi ibu yang di rumah, memberikan ASI bukanlah sesuatu yang berat karena setiap saat Ibu bisa memberikan ASInya kapan saja bayi mau. Namun tentunya bagi ibu yang bekerja bukanlah menjadi halangan untuk tetap memberikan ASI, karena Ibu bisa menyimpan ASI di botol yang dimasukkan ke dalam kulkas, atau yang disebut dengan ASI Perah (ASIP). Ibu bisa melakukannya dengan memerah ASI di rumah dan di kantor tiap 2 jam sekali kemudian disimpan di botol. ASI perah yang disimpan di kulkas mempunyai ketahanan yang bagus, asal penyimpanannya benar. Berikut daya tahan ASI yang disimpan di dalam kulkas : 1) ASIP yang disimpan di suhu ruangan dapat bertahan 4-6 jam, 2)ASIP  yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam, 3) ASIP yang disimpan di lemari es bawah (chiller) tahan 4 hari, 4) ASIP yang dibekukan dan disimpan di freezer kulkas 1 pintu tahan 2 minggu, di freezer kulkas 2 pintu tahan 3 bulan.

Tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai pekan ASI sedunia. Hal ini tentunya mengingatkan kita, bahwa ASI itu penting dan harus diberikan kepada anak. Selagi bisa,  berikanlah ASI kepada bayi kita, karena ASI adalah hak bayi.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...