Kamis, 03 Desember 2020

Waspadai Demam Berdarah (DB) di Tengah Pandemi Covid-19

Memasuki musim penghujan sangat berpotensi untuk menimbulkan genangan air di sekitar rumah kita. Genangan air ini menjadi tempat yang nyaman untuk tempat perindukan nyamuk. Apalagi jika di lingkungan rumah banyak kaleng-kaleng bekas, ban bekas, daun, sampah, plastik dan sebagainya yang digenangi air hujan, maka tidak menutup kemungkinan banyak nyamuk yang bertelur di genangan air tersebut. Tidak heran jika kasus Demam Berdarah pada saat musim hujan mengalami peningkatan.

Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh Virus Dengue, dan ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kebiasaan nyamuk ini senang bertelur di genangan air bersih seperti di tempat penampungan air yang tidak ditutup, pot bunga yang ada airnya, dan talang air yang tidak lancar. Nyamuk ini aktif menggigit manusia dari pagi sampai sekitar jam 3 sore. Nyamuk Aedes mengandung Virus Dengue yang dapat menyebarkan virus dari orang sakit ke orang yang sehat.

Sampai saat ini belum ada vaksin ataupun obat khusus untuk penyembuhan penyakit Demam Berdarah, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal gejalanya untuk deteksi dini, upaya pencegahan, dan upaya pengobatan utnuk penderita. Untuk deteksi dini, kita harus mengetahui gejala-gejala penyakit DB yaitu antara lain : 1) demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, suhu tubuh sekitar 39-40 derajat celcius, 2) demam tidak disertai batuk, 3) sakit perut dan mual, 4) badan terasa pegal atau nyeri pada persendian, 5) muncul bintik-bintik merah.

Saat terkena DB seseorang akan mengalami 3 fase, yang pertama fase demam selama 3 hari pertama, kemudian pada hari ketiga biasanya demam turun, tetapi pada fase ini harus diwaspadai karena masuk dalam fase kritis. Gejala masuk fase kritis, selain demam turun, ujung-ujung jari terasa dingin, denyut nadi kecil, dan cepat serta tekanan darah menurun dan tampak lemas. Pada kondisi ini penderita DB memerlukan penanganan serius dan intensif karena merupakan keadaan sangat gawat yang juga dapat mengakibatkan kematian. Biasanya kematian terjadi karena keterlambatan dalam mencari pertolongan ke pelayanan kesehatan atau dokter untuk segera mendapatkan pengobatan.

Selain mengenali gajala-gejalanya, ada upaya yang lebih penting dan tidak boleh terlupakan yaitu upaya pencegahan. Untuk melakukan pencegahan, kita harus mengetahui factor-faktor risiko terjadinya Demam Berdarah. Faktor risiko yang dimaksud yaitu antara lain : perilaku dan lingkungan yang buruk, misalnya perilaku membuang sampah bekas ban, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan secara sembarangan, perilaku menggantung baju, perilaku tidak menguras bak mandi, dan lain sebagainya. Untuk itu upaya pencegahan harus dilakukan, antara lain dengan 1) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus yaitu menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi secara teratur, mengubur barang-barang yang tidak terpakai, maupun mendaur ulang barang-barang bekas, 2) cegah jangan sampai terkena gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion anti nyamuk atau kelambu, 3) menggunakan bubuk abate, 4) jaga kondisi tubuh agar tetap sehat.

Di tengah pandemi Covid-19 harusnya penyakit demam berdarah dapat berkurang karena mayoritas orang melaksanakan work from home atau bekerja dari rumah untuk memutus penularan Covid-19. Ketika orang banyak yang di rumah saja, memungkinkan orang melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan, tetapi ternyata kegiatan 3M belum menjadi sesuatu yang penting untuk mencegah penyakit demam berdarah.

Selain itu, masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa fogging adalah cara terjitu mencegah DB. Padahal, PSN terbukti lebih ampuh dibanding fogging, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan PSN memberantas sampai jentiknya. Siklus hidup nyamuk dari telur menjadi pupa kemudian menjadi jentik nyamuk membutuhkan waktu 21 hari. Dengan PSN rutin, jentik nyamuk yang berada di genangan air bersih tidak sempat tumbuh menjadi nyamuk dewasa, sehingga perkembangannya terhenti. Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menyebutkan bahwa fogging kurang efektif karena di beberapa daerah vector DB sudah resisten terhadap Malathion. Itulah kenapa PSN jauh lebih ampuh daripada yang lain. Dengan melakukan PSN secara rutin, telur dan jentik nyamuk musnah dan tidak sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

 

 

Kamis, 12 November 2020

Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tengah Pandemi Covid-19

Amanat UU Kesehatan No. 23/1992 pasal 3 bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Sesuai dengan amanat undang-undang tersebut diharapkan sektor kesehatan mengalami pergeseran paradigma. Perubahan paradigma itu yaitu mengajak dan memotivasi masyarakat untuk mengubah pola pikir dan sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat. Hal ini dikenal dengan istilah ”Paradigma Sehat”.

Dalam paradigma sehat, sektor kesehatan harus mau merubah pandangan dari yang tadinya kuratif rehabilitatif menjadi preventif dan promotif. Paradigma sehat mengajak masyarakat untuk mengedepankan preventif promotif dengan melakukan PHBS. Pandemi Covid-19 masih berlangsung dan belum selesai. PHBS merupakan pencegahan penularan penyakit Covid-19. PHBS adalah sekumpulan perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran dari hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan mampu berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

PHBS mempuyai beberapa tujuan yang dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum PHBS yaitu meningkatnya rumah tangga sehat di Kabupaten/Kota. Sedangkan tujuan khususnya yaitu antara lain meningkatnya pengetahuan, kemauan & kemampuan anggota rumah tangga untuk melakukan PHBS, serta anggota rumah tangga berperan  aktif dalam gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.

Kegiatan-kegiatan PHBS yang dapat dilakukan di rumah dan dimanapun berada antara lain mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, dan menggunakan lantai rumah kedap air, melakukan aktivitas fisik/berolahraga, tidak merokok, cuci tangan pakai sabun, serta tetap menjaga kesehatan lingkungan dengan melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) agar tidak mewabah penyakit Demam Berdarah di tengah pandemic Covid-19.

Selain itu PBHS jika dilakukan secara rutin akan mendatangkan beberapa manfaat. Manfaat PHBS yaitu setiap anggota rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota rumah tangga, dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi lain seperti pendidikan dan usaha lain guna meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga, sebagai salah satu indikator keberhasilan pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembangunan bidang kesehatan, meningkatkan citra pemerintah Kabupaten/Kota dalam bidang kesehatan, serta dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.  Oleh karena pentingnya PHBS dalam kehidupan sehari-hari, mari kita budayakan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda Puskesmas Tajurhalang


Sabtu, 10 Oktober 2020

Dengan CTPS, Terhindar dari Covid-19

Tanggal 15 Oktober diperingati sebagai hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sedunia. Hari CTPS sedunia adalah sebuah kampanye global yang dicanangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bekerja sama dengan organisasi-organisasi lainnya baik pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan perilaku masyarakat menggunakan sabun dan air mengalir sebagai upaya menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia. 

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). CTPS secara ilmiah terbukti dapat mencegah penyebaran penyakit menular, seperti : Kecacingan, Diare, ISPA, Flu Burung, dan TBC. Angka kejadian Diare dan ISPA di wilayah Puskesmas Tajurhalang masih tinggi, oleh karena itu penting untuk menyebarluaskan pesan CTPS untuk mencegah penyebaran kedua penyakit tersebut. Kajian oleh Curtis dan Cairncross (2003), CTPS setelah bersentuhan dengan tinja dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 42-47%.

Pada tahun ini terjadi pandemi Covid-19 dimana salah satu penularannya adalah dari tangan yang membawa Virus Corona. Cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir dapat membunuh virus Corona, sehingga penting untuk dilakukan sesering mungkin. Anjuran pemerintah melakukan cuci tangan kapan saja, baik di rumah maupun di luar rumah. Momen Pandemi Covid-19 menjadikan orang waspada dan mulai membiasakan cuci tangan pakai sabun dimanapun berada.

Fokus penyampaian pesan CTPS adalah anak-anak usia sekolah dasar, kader-kader kesehatan, tenag professional kesehatan, dan ibu-ibu yang aktivitasnya banyak bersentuhan dengan pengelolaan makanan. Selain itu, pesan ini juga perlu disampaikan kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar pertanian dan peternakan. Hal ini disebabkan mereka merupakan kelompok risiko tinggi yang dapat menularkan berbagai virus, bakteri, dan telur cacing.

Tenaga professional kesehatan juga penting untuk memperhatikan CTPS pada setiap melakukan aktivitas pelayanan kepada masyarakat, karena petugas kesehatan berisiko tinggi menjadi penyebab penularan kuman penyakit dari pasien ke pasien yang lain.

Waktu kritis CTPS adalah setelah buang air besar (BAB), setelah buang air kecil (BAK), setelah menceboki anak/bayi, sebelum makan, sebelum menyentuh, menyiapkan, memasak, dan menyajikan makanan. Sehingga pada waktu tersebut diharapkan cuci tangan menggunakan sabun.

Membiasakan anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk cuci tangan pakai sabun sekaligus akan mengajarkan mereka untuk hidup sehat sejak dini tidak hanya di saat Pandemi Covid-19. Kebiasaan ini dapat diteruskan menjadi kebiasaan yang baik sampai seterusnya. Dengan demikian pola hidup bersih dan sehat akan tertanam kuat dalam diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga kita. 

Cuci tangan pakai sabun hanya membutuhkan waktu dua puluh detik dan tidak memerlukan biaya yang besar karena hanya membutuhkan sabun dan air mengalir. Mari bersama menyebarluaskan dan mempraktekan perilaku cuci tangan pakai sabun di kalangan masyarakat, agar hidup sehat dapat terwujud.

Oleh    : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Sabtu, 12 September 2020

Pentingnya Mencegah Hipertensi di Tengah Pandemi Covid-19

 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis dan menetap, dengan tekanan darah > 140/90 mmHg. Hipertensi sering disebut sebagai sillent killer. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko untuk terjadinya kematian dan beberapa penyakit seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung (jantung koroner), gagal ginjal, kebutaan, dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Selain faktor genetika, usia, dan jenis kelamin.

Hipertensi seringkali terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit. Sekitar 90% penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya, disebut sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Sekitar 5-10% penderita hipertensi berhubungan dengan penyakit ginjal, 1-2% berhubungan dengan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) dan pada umumnya akibat gaya hidup yang tidak sehat : seperti diet yang tidak sehat (kurang buah dan sayuran, tinggi lemak jenuh, tinggi kolesterol, tinggi garam dan gula), kurang aktivitas fisik/olah raga, kegemukan (obesitas), alkohol, stress dan merokok.

Tanda-tanda awal gejala hipertensi yaitu sakit kepala, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung dapat berdarah/mimisan, telinga berdenging, dunia terasa berputar/sempoyongan. Untuk menegakkan diagnosis hipertensi tekanan darah diukur minimal 2x selang 2 menit dan pemeriksaan darah kontra lateral. Tekanan darah tinggi ditegakkan bila tekanan darah ≥140/90 mmHg. Bila tekanan darah <160/100 mmHg perlu dilakukan pengukuran tekanan darah minimal dua kali dengan jarak 1 minggu.

Di tengah pandemi Covid-19 penting sekali untuk tetap menjaga tekanan darah agar tidak tinggi. Hipertensi dapat dikontrol dan dicegah sehingga tidak menimbulkan sesuatu hal yang fatal. Jika ada kesadaran dan mau mengontrol kondisi, resiko terjadinya hipertensi dapat berkurang 50 persen. Hipertensi dapat dicegah melalui beberapa hal, yaitu : melakukan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat (sayur dan buah), membatasi konsumsi garam (per hari maksimal 1 sendok teh), garam mengandung natrium dan sodium. Garam dalam jumlah sedikit dibutuhkan untuk mengatur kandungan air dalam tubuh. Jika berlebihan, garam dapat menyebabkan hipertensi hingga stroke. Contoh makanan yang mengandung garam yaitu dalam 1 sendok makan kecap terdapat ¼ sendok teh garam dan dalam 1 bungkus mie instan mengandung sekitar ¾ sendok teh garam. Selain itu juga cara pencegahan yang lainnya yaitu dengan tidak mengkonsumsi alkohol dan makanan yang berlemak tinggi, mengurangi berat badan, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, mengendalikan stress, tidak merokok, dan lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.                                                                                                                                                         

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Senin, 10 Agustus 2020

Pentingnya ASI Eksklusif bagi Bayi Sampai 2 Tahun

ASI (Air Susu Ibu) merupakan anugerah bagi setiap bayi yang lahir ke dunia. Hak ini seharusnya diberikan oleh setiap ibu kepada bayinya sampai dengan si anak usia 2 tahun. Namun dari bayi lahir sampai dengan usia 6 bulan, bayi cukup diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping lain, atau yang disebut dengan ASI Eksklusif. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.

Pemberian ASI Eksklusif sampai 6 bulan dan tetap dilanjutkan sampai dengan 2 tahun mempunyai beberapa keuntungan untuk anak, antara lain : 1) mengandung berbagai enzim untuk membantu proses pencernaan, 2) kandungan gizi yang lengkap dan optimal sesuai kebutuhan perkembangan bayi, 3) memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit, 4) menurunkan risiko alergi pada bayi dengan riwayat keluarga menderita alergi, 5) ASI dapat diminum setiap saat (tidak perlu menunggu), 6) ASI meningkatkan perkembangan otak yang optimal, 7) menyusu langsung dari puting ibu akan membuat perkembangan rahang dan gigi yang baik, serta 8) Kedekatan dengan ibu akan lebih berkembang.

Selain itu, untuk si ibu, pemberian ASI mempunyai beberapa manfaat : 1) mengurangi kemungkinan perdarahan pasca persalinan, 2) menghemat waktu karena ibu tidak perlu repot membersihkan dan melakukan sterilisasi botol susu dan juga mempersiapkan susu, 3) lebih mudah di saat berpergian karena tidak perlu membawa perlengkapan susu formula, botol, termos air dan berbagai perlengkapan lain yang merepotkan, 4) Sangat mengurangi biaya bulanan untuk membeli susu formula, 5) Kedekatan anak pada ibu menjadi lebih mendalam, dan 6) dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kanker payudara dan indung telur.

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif, antara lain : 1) Inisiasi Menyusu Dini (IMD), 2) Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran , 3) Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun, 3) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam, 4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng, 5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak, serta 6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

Bagi ibu yang di rumah, memberikan ASI bukanlah sesuatu yang berat karena setiap saat Ibu bisa memberikan ASInya kapan saja bayi mau. Namun tentunya bagi ibu yang bekerja bukanlah menjadi halangan untuk tetap memberikan ASI, karena Ibu bisa menyimpan ASI di botol yang dimasukkan ke dalam kulkas, atau yang disebut dengan ASI Perah (ASIP). Ibu bisa melakukannya dengan memerah ASI di rumah dan di kantor tiap 2 jam sekali kemudian disimpan di botol. ASI perah yang disimpan di kulkas mempunyai ketahanan yang bagus, asal penyimpanannya benar. Berikut daya tahan ASI yang disimpan di dalam kulkas : 1) ASIP yang disimpan di suhu ruangan dapat bertahan 4-6 jam, 2)ASIP  yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam, 3) ASIP yang disimpan di lemari es bawah (chiller) tahan 4 hari, 4) ASIP yang dibekukan dan disimpan di freezer kulkas 1 pintu tahan 2 minggu, di freezer kulkas 2 pintu tahan 3 bulan.

Tanggal 1-7 Agustus diperingati sebagai pekan ASI sedunia. Hal ini tentunya mengingatkan kita, bahwa ASI itu penting dan harus diberikan kepada anak. Selagi bisa,  berikanlah ASI kepada bayi kita, karena ASI adalah hak bayi.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Jumat, 17 Juli 2020

Pentingnya Makan yang Bergizi Seimbang di Tengah Pandemi Covid-19

Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan keluarga di tengah pandemi Covid-19 adalah dengan memberikan asupan gizi yang seimbang kepada seluruh anggota keluarga. Pada Asupan gizi seimbang akan terpenuhi jika makanan yang kita konsumsi sehari-hari mengandung jumlah dan jenis zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Untuk mencukupi kebutuhan gizi, yang utama adalah memenuhi kebutuhan kalori. Hal ini dikarenakan kalori adalah sumber energi untuk tubuh. Namun, seringkali orang mengira bahwa asupan kalori bisa didapat cukup dari karbohidrat atau satu jenis makanan saja. Ternyata, kalori harus dipenuhi dari karbohidrat, lemak, protein dan serat. Maka dari itu mengonsumsi makanan yang beragam sangatlah penting untuk memenuhi gizi seimbang.

Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna dulu pernah sangat dikenal, namun seiring berjalannya waktu prinsip tersebut diganti dengan pedoman Gizi Seimbang. Gizi Seimbang adalah prinsip pengonsumsian makanan harian yang didasarkan pada angka kecukupan jenis dan jumlah zat gizi sesuai karakter (usia, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis) dan memerhatikan 4 Pilar Gizi Seimbang.

Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dengan menerapkan Gizi Seimbang, yaitu: mendukung pertumbuhan secara optimal (untuk anak-anak), menjaga kesehatan tubuh (untuk semua), menunjang aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari (untuk semua), dan menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh (untuk semua).

 

Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna hanya menekankan pada adanya 5 jenis makanan untuk konsumsi harian, yaitu makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah, dan susu. Seiring perkembangan zaman dan permasalahan gizi, prinsip ini sudah tidak relevan. Makanan gizi seimbang tidak cukup hanya dengan memerhatikan kehadiran 5 jenis makanan tersebut melainkan juga perlu mencukupi jenis dan jumlah zat gizi sesuai usia dan fisiologi.

 

Pedoman Gizi Seimbang memiliki 4 pilar yang penting untuk mencapai tujuan-tujuan Gizi Seimbang. Kepatuhan dalam menjalankan 4 Pilar Gizi Seimbang ini bisa menyeimbangkan zat gizi yang masuk dan keluar sehingga befek positif bagi tubuh.

Berikut ini adalah 4 Pilar Gizi Seimbang:

1. Mengonsumsi makanan beragam

Pilar pertama yang penting di dalam pedoman Gizi Seimbang adalah mengonsumsi beragam jenis makanan. Hal ini dikarenakan, tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi, kecuali ASI (untuk bayi 0-6 bulan).

Keragaman jenis makanan bisa melengkapi kebutuhan gizi tubuh dan disebut dengan makanan gizi seimbang. Dengan mengonsumsi makanan beragam, maka zat-zat gizi yang diperlukan tubuh bisa dipenuhi.

2. Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Pilar Gizi Seimbang juga mencakup higienitas individu. Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat adalah pilar kedua dari prinsip Gizi Seimbang. Ini penting, karena manfaat pengonsumsian aneka jenis makanan akan dikalibrasi jika makanan terkontaminasi atau tubuh terinfeksi. Kontaminasi bakteri pada tubuh dan makanan bisa dihindari atau setidaknya dikurangi peluangnya dengan meningkatkan kebersihan diri.

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan hidup bersih dan sehat:

1.      Menerapkan cara mencuci tangan yang bersih sebelum kontak dengan makanan atau ASI.

2.      Menutup makanan yang disajikan agar terhindar dari vektor penyakit infeksi

3.      Menutup mulut dan hidung bila bersin

4.      Menggunakan alas kaki agar terhindar dari infeksi cacing

 

3. Melakukan aktivitas fisik

Seimbang adalah sesuai antara yang masuk dengan yang keluar. Tidak hanya memerhatikan jenis dan jumlah zat gizi yang masuk, Gizi Seimbang juga memerhatikan pengeluaran zat gizi.

Oleh karena itu, pilar Gizi Seimbang juga menyentuh aspek kegiatan fisik. Hal ini bertujuan agar gizi yang masuk seimbang dengan gizi yang keluar. Ketidakseimbangan asupan gizi dan aktivitas fisik bisa menimbulkan masalah gizi (kekurangan atau kelebihan gizi).

 

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal

Pilar Gizi Seimbang yang keempat terkait dengan pilar ketiga. Anda tidak perlu bingung untuk mengetahui apakah pemasukan dan pengeluaran zat gizi Anda sudah seimbang atau belum.

Nilai IMT Anda bisa memberi tahu, pakah Anda sudah memiliki berat badan normal atau belum. Berat badan Anda termasuk normal jika nilai IMT berkisar 18,5 – 25,0. Jika kurang dari 18,5 artinya berat badan Anda kurang, dan jika lebih dari 25 artinya berat badan berlebih.

 

Jadi, penting untuk memantau berat badan dan nilai IMT. Jika IMT dan berat badan sudah normal, maka pertahankan. Namun bila kurang ditingkatkan dan bila berlebih dikurangi. Pastinya, ini mudah dilakukan bila tekad Anda untuk memiliki tubuh langsing cukup kuat.

Ada dua visualisasi gizi seimbang, yaitu dengan menggunakan Tumpeng Gizi Seimbang dan Piring Makanku untuk porsi sekali makan.

1. Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)

Tumpeng Gizi Seimbang ditujukan untuk memberi gambaran dan penjelasan sederhana tentang panduan porsi dan jenis makanan gizi seimbang, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan pemantauan berat badan.

https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2019/04/tumpeng-gizi-seimbang-doktersehat.jpg

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Direktorat Gizi Masyarakat

2. Piring Makanku (Porsi Sekali Makan)

Visualisasi dengan piring makanku memebrikan panduan porsi makanan gizi seimbang sesuai jenisnya untuk setiap kali makan.

 

https://doktersehat.com/wp-content/uploads/2019/04/piring-makanku-makanan-gizi-seimbang-doktersehat.jpg

Sumber: Kementerian Kesehatan RI Direktorat Gizi Masyarakat

 

Pesan Umum Gizi Seimbang untuk Semua Usia

Ada beberapa pesan gizi seimbang secara umum yang bisa diterapkan untuk semua kelompok usia mulai dari bayi baru lahir hingga lansia. Pesan Umum Gizi Seimbang ini juga baik diterapkan oleh ibu hamil dan ibu menyusui.

Inilah 10 pesan Gizi Seimbang untuk semua kelompok usia:

1.      Syukuri dan nikmati anekaragam makanan

2.      Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan

3.      Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi

4.      Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok

5.      Batasi konsumsi pangan manis (gula), asin (garam), dan berlemak (minyak dan mentega)

6.      Biasakan Sarapan

7.      Biasakan minum air putih yang cukup dan aman

8.      Biasakan membaca label pada kemasan pangan

9.      Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir

10.  Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

 

Penting sekali bagi kita menerapkan prinsip gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari di tengah pandemi Covid-19 untuk mempertahankan daya tahan tubuh yang prima.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Sabtu, 07 Maret 2020

Pencegahan COVID-19

 


Covid-19 merupakan akronim dari Corona Virus Disease 2019, suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Corona. Virus Corona adalah salah satu dari keluarga virus yang ditemukan pada manusia dan hewan. Sebagian virusnya dapat menginfeksi manusia serta menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit umum seperti flu, hingga penyakit-penyakit yang lebih fatal, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). 

 

Covid-19 pertama kali teridentifikasi di kota Wuhan, ibu kota provinsi Hubei di China. Pertama kali dideteksi cluster kasus Covid-19 pada tanggal 26 Desember 2019. Kemudian menyebar ke seluruh dunia dan ditetapkan sebagai Pandemi.

 

Pada umumnya virus ini menyebar antara manusia ke manusia melalui droplet (tetesan cairan) dari mulut dan hidung saat orang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin, mirip dengan cara penularan penyakit flu. Tetes cairan dari mulut dan hidung pasien tersebut bisa jatuh dan tertinggal pada mulut dan hidung orang lain yang berada di dekatnya, bahkan dihisap dan terserap ke dalam paru-paru orang tersebut melalui hidungnya. 

 

Gejala Penyakit COVID-19 antara lain demam, batuk, napas yang pendek, kelelahan, mual, muntah, diare, kehilangan indera penciuman, dan lain-lain. The Center for Disease Control and Prevention (CDC) percaya bahwa pasien Virus Corona dapat mengalami gejala-gejala ini 2 hari sampai 14 hari setelah terpapar virusnya. 

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah seseorang terinfeksi Virus Corona. Cara terbaik untuk melindungi diri kita adalah dengan menghindari kondisi atau tempat dimana kita dapat berpotensi terpapar virus tersebut. Sebuah lembaga pencegahan penyakit di Amerika, Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan Anda sejumlah hal-hal di bawah ini untuk mencegah penyebaran penyakit pernapasan, yaitu:

·           Perbanyak cuci tangan menggunakan air dan sabun paling tidak selama 20 detik, terutama sebelum Anda keluar kamar mandi; sebelum makan; dan setelah Anda buang ingus, atau batuk, atau bersin.

·           Jika air dan sabun tidak tersedia, gunakanlah pembersih tangan alkohol dengan kandungan alkohol sebanyak minimal 60%

·           Hindari menyentuh wajah sebelum Anda cuci tangan

·           Hindari kontak dekat dengan orang-orang sakit

  • Tinggal di rumah jika Anda sakit
  • Tutupi mulut Anda saat batuk dan bersin dengan menggunakan tisu
  • Perbanyak membersihkan barang-barang Anda serta perabotan di rumah Anda 

 

Belum ada pengobatan anti-virus untuk menyembuhkan mereka yang terjangkit Virus Corona. Para pasien perlu mendapatkan perawatan medis ekstra untuk meringankan dan menghilangkan gejalanya. 

 

Menggunakan masker dapat mengurangi penyebaran penyakit pernapasan, namun menggunakan masker tidak menjamin penyebaran penyakit ini benar-benar berhenti. Cara pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan, menutup mulut dan hidung jika Anda batuk dan bersin, dan menghindari kontak dekat dengan pasien Virus Corona – jaga jarak setidaknya 1 meter antara dengan pasien. 

 

Orang-orang yang hidup di dan melakukan perjalanan ke daerah-daerah dimana virus ini menyebar berpotensi terjangkit Virus Corona. Saat ini, Virus Corona menyebar di Tiongkok, dimana kasus Virus Corona paling banyak terdeteksi. Pasien Virus Corona di negara lain adalah mereka yang baru saja melakukan perjalanan ke Tiongkok, atau tinggal, atau bekerja dan berkontak secara dekat dengan pasien Virus Corona.

Tenaga kesehatan yang merawat pasien Virus Corona memiliki risiko terinfeksi virus ini yang sangat besar, sehingga mereka membutuhkan prosedur pencegahan secara ekstra.

 

 Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Sabtu, 25 Januari 2020

Pencegahan Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskuler) adalah  penyakit yang menyangkut jantung itu sendiri dan pembuluh-pembuluh darah. Dalam manajemen maupun pembahasan istilah kardio (jantung) dan vaskuler (pembuluh darah) sulit dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Prioritas nasional pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia adalah : Hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke.

Penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Pada wanita, penyakit degeneratif ini tercatat membunuh satu dari empat wanita. Artinya, penyakit jantung tiga kali lebih mematikan daripada kanker payudara. Walaupun termasuk ke dalam penyakit degeneratif, penyakit ini juga berisiko timbul pada usia yang relatif muda. Oleh karena itu, jangan pernah anggap sepele penyakit ini. Kenali beberapa penyebab utama dari permasalahan jantung untuk mengetahui bagaimana cara mencegahnya.

Penyebab dan Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah meliputi faktor risiko yang tidak  dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak  dapat dimodifikasi meliputi riwayat penyakit keluarga, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat dikontrol, seperti : hipertensi, merokok, diabetes mellitus, dislipidemia (metabolism lemak yang abnormal), obesitas umum dan obesitas sentral, kurang aktivitas fisik, pola makan, konsumsi minuman beralkohol dan stress.

 

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit Jantung dan Pembuluh Darah adalah dengan deteksi dini. Deteksi dini bertujuan untuk mendeteksi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat sedini mungkin, terselenggaranya penanganan dan kontrol faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat sesegera mungkin, menurunnya prevalensi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah.

Deteksi dini FR-PJPD meliputi deteksi dini aktif dan deteksi dini pasif. Deteksi dini aktif dilaksanakan di kelompok masyarakat khusus seperti pegawai negeri, karyawan swasta, pekerja pabrik, peserta pertemuan, seminar, workshop dll. Dilaksanakan diluar fasilitas kesehatan, puskesmas, klinik swasta dll. Sedangkan deteksi dini pasif, seperti menunggu kunjungan di fasilitas pelayanan kesehatan, puskesmas atau klinik swasta (bila memungkinkan dapat juga dilakukan di poliklinik/pos kesehatan UPT, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten kota).

 

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini PJPD yaitu dengan pemeriksaan (wawancara dan pengukuran), lakukan wawancara dan pengukuran Bebat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Perut (LB) dan Tekanan darah (TD) pada pengunjung usia ≥18 tahun, kemudian lanjutkan dengan pemeriksaan lipid darah dan gula darah pada 100 pengunjung dengan skor faktor risiko tinggi dari seluruh pengunjung yang diwawancarai diukur dalam setahun.

 

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

 

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...