Sabtu, 12 September 2020

Pentingnya Mencegah Hipertensi di Tengah Pandemi Covid-19

 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis dan menetap, dengan tekanan darah > 140/90 mmHg. Hipertensi sering disebut sebagai sillent killer. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko untuk terjadinya kematian dan beberapa penyakit seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung (jantung koroner), gagal ginjal, kebutaan, dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Selain faktor genetika, usia, dan jenis kelamin.

Hipertensi seringkali terjadi tanpa gejala, sehingga penderita tidak merasa sakit. Sekitar 90% penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya, disebut sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Sekitar 5-10% penderita hipertensi berhubungan dengan penyakit ginjal, 1-2% berhubungan dengan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) dan pada umumnya akibat gaya hidup yang tidak sehat : seperti diet yang tidak sehat (kurang buah dan sayuran, tinggi lemak jenuh, tinggi kolesterol, tinggi garam dan gula), kurang aktivitas fisik/olah raga, kegemukan (obesitas), alkohol, stress dan merokok.

Tanda-tanda awal gejala hipertensi yaitu sakit kepala, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung dapat berdarah/mimisan, telinga berdenging, dunia terasa berputar/sempoyongan. Untuk menegakkan diagnosis hipertensi tekanan darah diukur minimal 2x selang 2 menit dan pemeriksaan darah kontra lateral. Tekanan darah tinggi ditegakkan bila tekanan darah ≥140/90 mmHg. Bila tekanan darah <160/100 mmHg perlu dilakukan pengukuran tekanan darah minimal dua kali dengan jarak 1 minggu.

Di tengah pandemi Covid-19 penting sekali untuk tetap menjaga tekanan darah agar tidak tinggi. Hipertensi dapat dikontrol dan dicegah sehingga tidak menimbulkan sesuatu hal yang fatal. Jika ada kesadaran dan mau mengontrol kondisi, resiko terjadinya hipertensi dapat berkurang 50 persen. Hipertensi dapat dicegah melalui beberapa hal, yaitu : melakukan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat (sayur dan buah), membatasi konsumsi garam (per hari maksimal 1 sendok teh), garam mengandung natrium dan sodium. Garam dalam jumlah sedikit dibutuhkan untuk mengatur kandungan air dalam tubuh. Jika berlebihan, garam dapat menyebabkan hipertensi hingga stroke. Contoh makanan yang mengandung garam yaitu dalam 1 sendok makan kecap terdapat ¼ sendok teh garam dan dalam 1 bungkus mie instan mengandung sekitar ¾ sendok teh garam. Selain itu juga cara pencegahan yang lainnya yaitu dengan tidak mengkonsumsi alkohol dan makanan yang berlemak tinggi, mengurangi berat badan, istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, mengendalikan stress, tidak merokok, dan lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.                                                                                                                                                         

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...