Rabu, 31 Mei 2017

Awas! Bahaya Itu Masih Mengancam

Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) diperingati setiap tanggal 31 Mei. Peringatan HTTS ini diharapkan  menjadi momentum para perokok untuk berhenti merokok. Menurut The ASEAN Tobacco Control ATLAS, Indonesia merupakan Negara dengan konsumsi rokok tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Bahkan di dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa satu dari tiga pria dewasa mengkonsumsi rokok. Rokok tidak hanya menghantui calon konsumen dewasa saja tetapi juga remaja berusia 13-15 tahun yang notabene merupakan pelajar penerus masa depan bangsa. Bisa dibayangkan jika calon penerus bangsa sudah diracuni dengan bahaya nikotin yang terkandung dalam rokok, mungkin masa depan bangsa ini berada di tangan generasi-generasi yang tidak sehat.

Hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga wilayah UPT Puskesmas Tajurhalang memperlihatkan bahwa untuk indikator tidak merokok masih menempati urutan teratas setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih sulit untuk lepas dari rokok. Padahal sudah jelas, dan sudah sering dilakukan penyuluhan akan bahaya asap rokok dan kematian akibat rokok, serta dibukanya Klinik Berhenti Merokok (KBM).

Kematian akibat rokok tidak terlepas dari bahan-bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok. Ada kurang lebih 4000 bahan kimia beracun dan 69 diantaranya merupakan penyebab kanker. Yang paling berbahaya di antaranya nikotin yang bersifat adiktif (ketergantungan), tar yang menyebabkan kanker, CO yang dapat mengikat sel darah merah, sehingga darah kekurangan oksigen. Seorang perokok dapat mengalami berbagai kerusakan hampir semua pada semua organ tubuhnya, 90% mengalami kanker mulut/tenggorokan, 75% mengalami penyakit paru-paru (bronchitis, asma), 40% mengalami penyakit stroke, 30% kematian akibat penyakit jantung. Penyakit-penyakit tersebut sebagian bersifat kronis, sehingga tidak dirasakan langsung oleh perokok. Tidak mengherankan jika perokok merasa tetap sehat walaupun setiap harinya mereka terpapar residua sap rokok. Tidak hanya itu, asap rokok juga berbahaya bagi mereka yang berada di sekitar perokok, atau yang disebut perokok pasif. Perokok pasif mempunyai risiko terkena kanker paru 20-30%, ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir mati, bayi lahir premature, atau pada anak-anak mengalami infeksi saluran pernapasan, asma dan bayi mati mendadak akibat asap rokok.

Siapapun dapat berhenti merokok asalkan ada niat atau kemauan, berikut beberapa tips berhenti merokok : kurangi jumlah batang rokok yang dihisap per hari, jauhi tempat dimana banyak perokok, rutin berolahraga, kurangi begadang atau tidur larut malam, minum jus / sari jeruk, tetapkan tanggal kapan berhenti merokok, kuatkan niat untuk berhenti merokok.

Oleh     : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Tajurhalang

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...