Kamis, 18 April 2019

Diabetes Melitus dan Pencegahannya


Penyakit diabetes melitus adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes yang juga disebut kencing manis ini merupakan kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup, yang mempengaruhi kemampuan tubuh menggunakan energi dari makanan yang dicerna. Sebanyak 350 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes mellitus.
Sekitar 3 sampai 4 juta orang meninggal karena diabetes pada tahun 2004. Lebih dari 80 persen kematian akibat DM terjadi di negara dengan tingkat penghasilan menengah dan rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kematian akibat DM akan meningkat dua kali lipat selama tahun 2005 sampai 2030.
Ada dua jenis utama dari penyakit ini: Diabetes melitus Tipe 1 dan diabetes melitus Tipe 2. Diabetes Tipe 1 adalah penyakit autoimun yang dikenal sebagai diabetes remaja. Diabetes jenis ini terjadi ketika sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Gejala diabetes bisa datang secara tiba-tiba dan akan semakin memburuk. Diabetes Tipe 2 adalah kondisi metabolisme di mana tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau menjadi resisten terhadapnya. Tipe 2 adalah bentuk paling umum dan terkadang dapat diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat, atau obat untuk meningkatkan sensitivitas terhadap produksi insulin tubuh.
Penyebab diabetes melitus adalah terganggunya kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa ke dalam sel. Tubuh normal mampu memecah gula dan karbohidrat yang Anda makan menjadi gula khusus yang disebut glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dibutuhkan insulin. Pada pengidap diabetes, tubuh tidak memiliki insulin (DM tipe 1) atau insulin yang ada kurang adekuat (DM tipe 2).
Faktor risiko diabetes tipe 1 tidak diketahui secara pasti dibanding diabetes tipe 2. Faktor risiko penyebab diabetes ini kemungkinan oleh riwayat keluarga. Sementara faktor risiko lainnya termasuk infeksi atau penyakit pankreas tertentu. Sementara itu berikut ini yang dapat meningkatkan faktor risiko untuk diabetes tipe 2 yaitu antara lain : kelebihan berat badan (obesitas), tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar trigliserida tinggi dan kadar kolesterol baik (HDL) rendah, sindrom ovarium polikistik, riwayat keluarga, bertambahnya usia, resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu, diabetes gestasional selama kehamilan
Kedua jenis diabetes memiliki beberapa gejala dan tanda yang sama. Pada umumnya, gejala diabetes melitus adalah kelaparan dan kelelahan, lebih sering berkemih dan mudah haus, mulut kering dan kulit gatal, penglihatan kabur, infeksi jamur, penyembuhan luka menjadi lambat, nyeri atau mati rasa di kaki, berat badan turun, mual dan muntah
The American Diabetes Association menganjurkan melakukan skrining glukosa darah jika anda berusia 45 atau lebih, dan berusia dewasa yang kelebihan berat badan dari segala usia, dengan satu atau lebih faktor risiko tambahan untuk diabetes, seperti riwayat keluarga diabetes, riwayat pradiabetes pribadi atau gaya hidup tidak aktif. Setelah usia 45, dokter mungkin akan menyarankan melakukan skrining setiap tiga tahun.
Ada berbagai tip yang bisa membantu mencegah penyakit diabetes melitus, berikut di antaranya :perbanyak aktivitas fisik, konsumsi serat yang banyak, menggunakan biji-bijian utuh, menurunkan berat badan ekstra

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda Puskesmas Tajurhalang


Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...