Sabtu, 10 Oktober 2020

Dengan CTPS, Terhindar dari Covid-19

Tanggal 15 Oktober diperingati sebagai hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sedunia. Hari CTPS sedunia adalah sebuah kampanye global yang dicanangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bekerja sama dengan organisasi-organisasi lainnya baik pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan perilaku masyarakat menggunakan sabun dan air mengalir sebagai upaya menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia. 

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). CTPS secara ilmiah terbukti dapat mencegah penyebaran penyakit menular, seperti : Kecacingan, Diare, ISPA, Flu Burung, dan TBC. Angka kejadian Diare dan ISPA di wilayah Puskesmas Tajurhalang masih tinggi, oleh karena itu penting untuk menyebarluaskan pesan CTPS untuk mencegah penyebaran kedua penyakit tersebut. Kajian oleh Curtis dan Cairncross (2003), CTPS setelah bersentuhan dengan tinja dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 42-47%.

Pada tahun ini terjadi pandemi Covid-19 dimana salah satu penularannya adalah dari tangan yang membawa Virus Corona. Cuci tangan pakai sabun di air yang mengalir dapat membunuh virus Corona, sehingga penting untuk dilakukan sesering mungkin. Anjuran pemerintah melakukan cuci tangan kapan saja, baik di rumah maupun di luar rumah. Momen Pandemi Covid-19 menjadikan orang waspada dan mulai membiasakan cuci tangan pakai sabun dimanapun berada.

Fokus penyampaian pesan CTPS adalah anak-anak usia sekolah dasar, kader-kader kesehatan, tenag professional kesehatan, dan ibu-ibu yang aktivitasnya banyak bersentuhan dengan pengelolaan makanan. Selain itu, pesan ini juga perlu disampaikan kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar pertanian dan peternakan. Hal ini disebabkan mereka merupakan kelompok risiko tinggi yang dapat menularkan berbagai virus, bakteri, dan telur cacing.

Tenaga professional kesehatan juga penting untuk memperhatikan CTPS pada setiap melakukan aktivitas pelayanan kepada masyarakat, karena petugas kesehatan berisiko tinggi menjadi penyebab penularan kuman penyakit dari pasien ke pasien yang lain.

Waktu kritis CTPS adalah setelah buang air besar (BAB), setelah buang air kecil (BAK), setelah menceboki anak/bayi, sebelum makan, sebelum menyentuh, menyiapkan, memasak, dan menyajikan makanan. Sehingga pada waktu tersebut diharapkan cuci tangan menggunakan sabun.

Membiasakan anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk cuci tangan pakai sabun sekaligus akan mengajarkan mereka untuk hidup sehat sejak dini tidak hanya di saat Pandemi Covid-19. Kebiasaan ini dapat diteruskan menjadi kebiasaan yang baik sampai seterusnya. Dengan demikian pola hidup bersih dan sehat akan tertanam kuat dalam diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga kita. 

Cuci tangan pakai sabun hanya membutuhkan waktu dua puluh detik dan tidak memerlukan biaya yang besar karena hanya membutuhkan sabun dan air mengalir. Mari bersama menyebarluaskan dan mempraktekan perilaku cuci tangan pakai sabun di kalangan masyarakat, agar hidup sehat dapat terwujud.

Oleh    : Niswatun Nafi’ah, SKM

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...