Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah dunia,
termasuk di Indonesia. Menurut data World Health Organization (WHO) terdapat 1
miliar kasus hipertensi di seluruh dunia dan meningkat dari tahun ke tahun.
Sedangkan di Indonesia menurut catatan data Kementerian Kesehatan RI pada tahun
2016, terdapat 63.309.620 kasus dan kematian sebanyak 427 ribu.
Seseorang
dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika hasil tes memperlihatkan tensi lebih tinggi dari 140/90 mmHg.
Berdasarkan
penyebabnya, ada dua jenis hipertensi atau tekanan darah tinggi yang ada, yaitu
hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi
primer (esensial) adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebab
spesifiknya. Sebanyak 95 persen orang yang punya tensi tinggi termasuk dalam
kategori ini. Kebanyakan orang yang memiliki hipertensi jenis ini tidak akan merasakan
gejala yang berarti.
Hipertensi
primer dapat dialami oleh semua kalangan usia, tapi paling sering terjadi pada
usia paruh baya. Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu
penyebab utama hipertensi primer. Namun, gaya hidup yang tidak sehat juga dapat
menjadi penyebab dan faktor risiko hipertensi ini, antara lain : kebanyakan makan garam, stres, malas gerak
atau olahraga, obesitas, merokok, minum minuman keras, dan lain-lain.
Dalam
beberapa kasus, masalah medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa jadi
penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dinamakan dengan
hipertensi sekunder. Penggunaan obat-obatan tertentu juga berpotensi menjadi
penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi jenis sekunder. Hipertensi
sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat menjadi penyebab tekanan
darah melonjak lebih tinggi dibanding hipertensi primer.
Berikut
beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab hipertensi atau
tekanan darah tinggi sekunder yaitu antara lain sleep apnea, masalah ginjal, adanya
tumor pada kelenjar adrenal, masalah pada tiroid, dan diabetes.
WHO mengeluarkan Disability Adjusted Life Years (DALY) yang
didalamnya dicantumkan mengenai faktor risiko yang yang dapat menyebabkan
hipertensi. Faktor risiko hipertensi pada laki-laki disebabkan karena konsumsi
rokok, peningkatan tekanan darah sistolik, dan peningkatan kadar gula. Begitu
juga dengan wanita faktor risiko salah satunya yakni peningkatan tekanan darah.
Faktor
risiko adalah kebiasaan, kondisi, dan hal-hal serupa yang bisa meningkatkan
risiko terkena penyakit. Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu
yang tidak bisa diubah dan dapat diubah. Beberapa faktor risiko penyebab
hipertensi yang tidak bisa diubah termasuk usia, riwayat hipertensi
dalam keluarga, jenis kelamin. Sementara faktor risiko penyebab
hipertensi yang masih bisa diubah termasuk obesitas dan kelebihan berat badan,
kurang gerak, pola makan, kecanduan alkohol, stres, merokok.
Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko penyakit lain seperti
jantung, gagal ginjal, dan stroke. Hipertensi dapat dicegah dengan penerapan
gerakan masyarakat hidup sehat. Setiap individu penting melakukan kontrol pada
dirinya sendiri mulai dari cek kesehatan secara berkala, berhenti merokok,
menkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, rajin berolahraga atau beraktivitas
fisik, istirahat yang cukup dan mengelola stres dengan baik.
Oleh
: Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh
Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas
Tajurhalang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar