Memasuki musim penghujan sangat
berpotensi untuk menimbulkan genangan air di sekitar rumah kita. Genangan air
ini menjadi tempat yang nyaman untuk tempat perindukan nyamuk. Apalagi jika di lingkungan rumah banyak kaleng-kaleng bekas, ban bekas, daun, sampah, plastik
dan sebagainya yang digenangi air hujan, maka tidak menutup kemungkinan banyak
nyamuk yang bertelur di genangan air tersebut. Tidak heran jika kasus Demam
Berdarah pada saat musim hujan mengalami peningkatan.
Penyakit
Demam Berdarah disebabkan oleh Virus Dengue,
dan ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus. Kebiasaan
nyamuk ini senang bertelur di genangan air bersih seperti di tempat penampungan
air yang tidak ditutup, pot bunga yang ada airnya, dan talang air yang tidak
lancar. Nyamuk ini aktif menggigit manusia dari pagi sampai sekitar jam 3 sore.
Nyamuk Aedes mengandung Virus Dengue yang dapat menyebarkan virus dari
orang sakit ke orang yang sehat.
Sampai
saat ini belum ada vaksin ataupun obat khusus untuk penyembuhan penyakit Demam
Berdarah, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal gejalanya
untuk deteksi dini, upaya pencegahan, dan upaya pengobatan utnuk penderita.
Untuk deteksi dini, kita harus mengetahui gejala-gejala penyakit DB yaitu
antara lain : 1) demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, suhu tubuh sekitar
39-40 derajat celcius, 2) demam tidak disertai batuk, 3) sakit perut dan mual,
4) badan terasa pegal atau nyeri pada persendian, 5) muncul bintik-bintik
merah.
Saat
terkena DB seseorang akan mengalami 3 fase, yang pertama fase demam selama 3
hari pertama, kemudian pada hari ketiga biasanya demam turun, tetapi pada fase
ini harus diwaspadai karena masuk dalam fase kritis. Gejala masuk fase kritis,
selain demam turun, ujung-ujung jari terasa dingin, denyut nadi kecil, dan
cepat serta tekanan darah menurun dan tampak lemas. Pada kondisi ini penderita
DB memerlukan penanganan serius dan intensif karena merupakan keadaan sangat
gawat yang juga dapat mengakibatkan kematian. Biasanya kematian terjadi karena
keterlambatan dalam mencari pertolongan ke pelayanan kesehatan atau dokter
untuk segera mendapatkan pengobatan.
Selain
mengenali gajala-gejalanya, ada upaya yang lebih penting dan tidak boleh
terlupakan yaitu upaya pencegahan. Untuk melakukan pencegahan, kita harus
mengetahui factor-faktor risiko terjadinya Demam Berdarah. Faktor risiko yang
dimaksud yaitu antara lain : perilaku dan lingkungan yang buruk, misalnya
perilaku membuang sampah bekas ban, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan
secara sembarangan, perilaku menggantung baju, perilaku tidak menguras bak
mandi, dan lain sebagainya. Untuk itu upaya pencegahan harus dilakukan, antara
lain dengan 1) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus yaitu menutup
tempat penampungan air, menguras bak mandi secara teratur, mengubur barang-barang
yang tidak terpakai, maupun mendaur ulang barang-barang bekas, 2) cegah jangan
sampai terkena gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion anti nyamuk atau
kelambu, 3) menggunakan bubuk abate, 4) jaga kondisi tubuh agar tetap sehat.
Di tengah pandemi Covid-19 harusnya penyakit demam berdarah dapat berkurang
karena mayoritas orang melaksanakan work from home atau bekerja dari rumah
untuk memutus penularan Covid-19. Ketika orang banyak yang di rumah saja,
memungkinkan orang melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan, tetapi ternyata
kegiatan 3M belum menjadi sesuatu yang penting untuk mencegah penyakit demam
berdarah.
Selain itu, masyarakat masih banyak yang
beranggapan bahwa fogging adalah cara terjitu mencegah DB. Padahal, PSN
terbukti lebih ampuh dibanding fogging, karena fogging hanya membunuh nyamuk
dewasa, sedangkan PSN memberantas sampai jentiknya. Siklus hidup nyamuk dari
telur menjadi pupa kemudian menjadi jentik nyamuk membutuhkan waktu 21 hari.
Dengan PSN rutin, jentik nyamuk yang berada di genangan air bersih tidak sempat
tumbuh menjadi nyamuk dewasa, sehingga perkembangannya terhenti. Berdasarkan
hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan
Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menyebutkan bahwa fogging kurang efektif
karena di beberapa daerah vector DB sudah resisten terhadap Malathion. Itulah
kenapa PSN jauh lebih ampuh daripada yang lain. Dengan melakukan PSN secara
rutin, telur dan jentik nyamuk musnah dan tidak sempat berkembang menjadi
nyamuk dewasa.
Oleh : Niswatun
Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan
Masyarakat Ahli Muda Puskesmas
Tajurhalang