Setiap tahun
terjadi kenaikan jumlah kasus HIV yang dilaporkan sejak tahun 2005 sampai
dengan tahun 2019. Ada lima provinsi dengan jumlah kasus HIV tertinggi yang
menempati peringkat satu sampai lima adalah: DKI Jakarta (62.108), Jawa Timur
(51.990), Jawa Barat (36.853), Papua (34.473), dan Jawa Tengah (30.257).
Sedangkan lima provinsi pada peringkat enam sampai sepuluh yaitu Bali (20.356),
Sumatera Utara (17.957), Sulawesi Selatan (9.442), Kepulauan Riau (9.386), dan Banten
(8.967).
Sedangkan
jumlah kasus AIDS yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2019 relatif stabil setiap tahun. Jumlah kumulatif AIDS dari tahun
1987 sampai dengan Juni 2019 sebanyak 117.064. Data
yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa HIV/AIDS telah menjadi momok
bagi bangsa. Masyarakat harus tahu dan harus mencegah terjadinya penularan
penyakit HIV/AIDS. Bagaimana mau mencegah, kalau tidak tahu? Di sini akan
dikupas tuntas tentang HIV/AIDS.
Pengetahuan
tentang AIDS adalah langkah pertama untuk pencegahan penyebaran AIDS lebih
meluas. Hal ini
karena sampai sekarang belum ditemukan obat yang dapat
melawan HIV/AIDS, obat-obat yang ada hanya menolong penderita AIDS mengurangi
kesakitannya tetapi tidak dapat menyembuhkan, semua orang bisa terkena AIDS, belum ada vaksin pencegahannya, belum ada
obatnya, penyebarannya sangat cepat. Oleh karena itu digalakkan program sosialisasi tentang HIV AIDS dengan
nama ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) kepada siswa-siswa SMP/SMA yang memasuki masa
remaja.
AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome.
Acquired dalam bahasa Inggris berarti ‘diperoleh’. AIDS bukanlah penyakit yang
diwariskan, tetapi diperoleh karena tertular/terinfeksi. Immuno berarti sistem kekebalan tubuh manusia,
termasuk semua organ dan sel yang bekerja melawan infeksi dan penyakit.
Deficiency berarti kurang, seorang pengidap HIV/AIDS sistem kekebalan tubuhnya
berkurang. Syndrome adalah kumpulan gejala dari sebuah penyakit. Sehingga dapat
disimpulkan AIDS yaitu Kumpulan gejala
yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Sedangkan HIV singkatan dari Human Immunodeficiency
Virus. Human berarti manusia, virus ini hanya menyebar
dan bekerja pada tubuh manusia. Immunodeficiency berarti immune, sistem
kekebalan tubuh manusia, deficiency = kekurangan/penurunan. Virus diartikan
bereproduksi dengan cara mengambil alih sel tubuh yang telah diinfeksi. Sehingga
dapat disimpulkan HIV adalah virus yang masuk ke dalam tubuh dan melemahkan
sistem kekebalan tubuh yang jika terus memburuk akan membawa pengidap HIV pada
kondisi AIDS yakni kondisi hilangnya sistem pertahanan tubuh sehingga semua
jenis infeksi dapat masuk dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Pada pengidap HIV/AIDS sering ditemukan infeksi.
Infeksi yang sering ditemukan yaitu : Tuberculosis (TB), Salmonellosis
(penyebab diare yg parah, rasa sakit yang sangat di bagian perut, sering
muntah-muntah), Cypto megallovirus (CMV), sejenis virus herpes yg merusak mata,
saluran pencernaan, paru-paru dan organ lain, Candidiasis (mengakibatkan bercak
pd kulit), Crytococcal meningitis (rasa terbakar pd selaput dan cairan di
sekelilig otak), Toxoplasmosis (parasit yg mematikan, ditularkan melalui
kotoran kucing), Cryptosporidiosis (tumbuh pd usus penderita AIDS mengakibatkan
diare parah dan kronis), Lymphomas (kanker sel darah putih).
HIV
dapat menular melalui darah dan cairan
kelamin. Sedangkan kegiatan yang dapat menularkan HIV dari penderita ke
orang sehat yaitu melalui hubungan
seksual, transfusi darah, mengunakan
jarum suntik, tindik, tatto bersama-sama, dan dari Ibu hamil kepada anak yang
di kandungnya.
HIV/AIDS
tidak menular lewat bersentuhan, senggolan, salaman, berpelukan, berciuman
dengan penderita AIDS, mengunakan peralatan makan bersama-sama dengan penderita
AIDS, gigitan nyamuk, terkena keringat, air mata, ludah penderita AIDS dan berenang
bersama-sama dengan penderita AIDS.
Di seluruh dunia termasuk Indonesia, cairan kelamin
adalah media penyebab penyebaran HIV terbesar akibat perilaku seks bebas, dan
darah merupakan media kedua terbesar penyebaran HIV di antara pengguna narkoba.
Untuk mengurangi risiko penularan, disarankan bagi yang belum aktif melakukan
kegiatan seksual supaya tidak melakukan hubungan seks sama sekali, bagi yang
sudah aktif melakukan kegiatan seksual supaya melakukan seks mitra tunggal,
mengurangi mitra seks, segera mengobati IMS kalau ada, hanya melakukan
transfusi darah yang bebas HIV, mensterilkan alat-alat yang dapat menularkan:
jarum suntik, tindik, tatto dll, ibu yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan
lagi untuk hamil.
Demikianlah ulasan mengenai
HIV/AIDS, yang harus dijauhi adalah faktor-faktor risiko dari
penyakit HID/AIDS bukan orangnya. Orang dengan HIV/AIDS harus kita rangkul agar
dapat tetap produktif di sisa usianya.
Oleh
: Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh
Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas
Tajurhalang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar