Musim
hujan telah datang, banjir dan tanah longsor merupakan bencana yang menghantui negeri ini. Selain
itu, ancaman wabah Demam Berdarah (DB) juga menghantui masyarakat. Bagaimana
tidak? Pasalnya hujan yang mengguyur bumi berpotensi menimbulkan
genangan-genangan air. Genangan air ini menjadi tempat yang nyaman untuk tempat
perindukan nyamuk. Apalagi jika di lingkungan rumah banyak kaleng-kaleng bekas,
ban bekas, daun, sampah, plastik dan sebagainya yang digenangi air hujan, maka
tidak menutup kemungkinan banyak nyamuk yang bertelur di genangan air tersebut.
Tidak heran jika kasus Demam Berdarah pada saat musim hujan mengalami
peningkatan. Bahkan tahun 2015 ada beberapa Kabupaten yang menetapkan status
KLB Demam Berdarah.
Penyakit
Demam Berdarah disebabkan oleh Virus Dengue,
dan ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus. Kebiasaan
nyamuk ini senang bertelur di genangan air bersih seperti di tempat penampungan
air yang tidak ditutup, pot bunga yang ada airnya, dan talang air yang tidak
lancar. Nyamuk ini aktif menggigit manusia dari pagi sampai sekitar jam 3 sore.
Nyamuk Aedes mengandung Virus Dengue yang dapat menyebarkan virus dari
orang sakit ke orang yang sehat.
Sampai
saat ini belum ada vaksin ataupun obat khusus untuk penyembuhan penyakit Demam
Berdarah, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengenal gejalanya
untuk deteksi dini, upaya pencegahan, dan upaya pengobatan utnuk penderita.
Untuk deteksi dini, kita harus mengetahui gejala-gejala penyakit DB yaitu
antara lain : 1) demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, suhu tubuh sekitar
39-40 derajat celcius, 2) demam tidak disertai batuk, 3) sakit perut dan mual,
4) badan terasa pegal atau nyeri pada persendian, 5) muncul bintik-bintik
merah.
Saat
terkena DB seseorang akan mengalami 3 fase, yang pertama fase demam selama 3
hari pertama, kemudian pada hari ketiga biasanya demam turun, tetapi pada fase
ini harus diwaspadai karena masuk dalam fase kritis. Gejala masuk fase kritis,
selain demam turun, ujung-ujung jari terasa dingin, denyut nadi kecil, dan
cepat serta tekanan darah menurun dan tampak lemas. Pada kondisi ini penderita
DB memerlukan penanganan serius dan intensif karena merupakan keadaan sangat
gawat yang juga dapat mengakibatkan kematian. Biasanya kematian terjadi karena
keterlambatan dalam mencari pertolongan ke pelayanan kesehatan atau dokter
untuk segera mendapatkan pengobatan.
Selain
mengenali gajala-gejalanya, ada upaya yang lebih penting dan tidak boleh
terlupakan yaitu upaya pencegahan. Untuk melakukan pencegahan, kita harus
mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya Demam Berdarah. Faktor risiko yang
dimaksud yaitu antara lain : perilaku dan lingkungan yang buruk, misalnya
perilaku membuang sampah bekas ban, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan
secara sembarangan, perilaku menggantung baju, perilaku tidak menguras bak
mandi, dan lain sebagainya. Untuk itu upaya pencegahan harus dilakukan, antara
lain dengan 1) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus yaitu menutup
tempat penampungan air, menguras bak mandi secara teratur, mengubur
barang-barang yang tidak terpakai, maupun mendaur ulang barang-barang bekas, 2)
cegah jangan sampai terkena gigitan nyamuk dengan menggunakan lotion anti
nyamuk atau kelambu, 3) menggunakan bubuk abate, 4) jaga kondisi tubuh agar
tetap sehat.
Masyarakat
masih banyak yang beranggapan bahwa fogging adalah cara terjitu mencegah DB.
Padahal, PSN terbukti lebih ampuh dibanding fogging, karena fogging hanya
membunuh nyamuk dewasa, sedangkan PSN memberantas sampai jentiknya. Dalam keadaan kering telur aedes Aegypti dapat bertahan hingga
beberapa bulan, tetapi bila tergenang air akan menetas dalam waktu 1-2
hari, menjadi larva (jentik atau uget-uget) sampai dengan hari ke 4,
hari ke 5 menjadi kepompong atau pupa, hari ke 6 menetas, hari ke 7
dewasa. Siklus nyamuk Aedes Aegypti mulai dari telur sampai dewasa
dibutuhkan waktu 7-9 hari. Umur nyamuk betina rata-rata 8-15 hari dan
yang jantan 6 hari lalu mati sendiri. Nyamuk Aedes Aegypti (betina)
dapat menularkan Virus Dengue (Virus DBD) setelah menghisap darah
seseorang yang terkena DBD. Ludah nyamuk tersebut terinfeksi virus dan
akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain. Dengan PSN rutin, jentik nyamuk yang berada di genangan air
bersih tidak sempat tumbuh menjadi nyamuk dewasa, sehingga perkembangannya
terhenti. Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menyebutkan bahwa
fogging kurang efektif karena di beberapa daerah vector DB sudah resisten
terhadap Malathion. Itulah kenapa PSN jauh lebih ampuh daripada yang lain.
Dengan melakukan PSN secara rutin seminggu sekali, telur dan jentik nyamuk musnah
dan tidak sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.
Oleh : Niswatun
Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan
Masyarakat Ahli Pertama UPT Puskesmas Tajurhalang