Remaja
merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan bangsa di masa
depan. Masa Remaja merupakan masa
yang sangat berharga bila mereka berada dalam kondisi fisik dan psikis yang sehat, serta pendidikan yang
baik. Oleh karena itu selain pendidikan, kesehatan
remaja juga sangat penting untuk
diperhatikan. Remaja yang sehat akan
menciptakan keturunan yangs sehat di masa yang akan datang.
Remaja
menurut UU Perlindungan Anak adalah seseorang yang berusia antara 10 sampai dengan18 tahun. Jumlah remaja di Indonesia cukup besar dengan jumlah 20% dari
jumlah penduduk.
Pada masa remaja ini terjadi growth
spurt atau pertumbuhan cepat yang ditandai
dengan pertumbuhan fisik yang cepat dan disertai
perkembangan mental, kognitif,
psikis. Remaja juga mengalami masa pubertas,
yaitu proses tumbuh kembang
reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas. Dapat dikatakan bahwa
masa remaja merupakan
periode hidup yang paling sehat dalam siklus kehidupan
manusia. Walaupun pertumbuhan fisik pada
remaja tidak selalu disertai dengan kematangan kemampuan berpikir dan
emosional.
Pada masa remaja juga terjadi proses pengenalan jati diri sehingga pada beberapa hal belum bisa menentukan sikap.
Kegagalan dalam proses pengenalan diri ini bisa
menimbulkan berbagai masalah yang rumit dan
kompleks mulai dari masalah prestasi di sekolah,
pergaulan,
penampilan, menyukai lawan jenis dan lain sebagainya. Berbagai hal tersebut
bisa membawa pengaruh terhadap perilaku dan status kesehatan remaja itu sendiri. Namun pada kenyataannya hanya
sedikit remaja yang datang berobat ke fasilitas kesehatan dibandingkan kelompok
usia lain (bayi, balita, atau lansia).
Penanganan
masalah remaja membutuhkan keterlibatan multi disiplin ilmu, lintas program,
lintas sektor dan masyarakat. Ada
beberapa masalah kesehatan yang dialami dan mengancam masa depan
remaja Indonesia pada saat ini. Empat masalah kesehatan yang paling sering
dialami oleh remaja Indonesia antara lain kekurangan zat besi (anemia), kurang
tinggi badan (stunting), kurang energi kronis (kurus), dan kegemukan (obesitas).
Di era media sosial seperti sekarang ini remaja
rawan terpengaruh oleh perilaku
yang tidak sehat, atau mendapatkan informasi kesehatan dan gizi yang tidak
benar (hoax). Ditambah lagi akibat pergaulan
dengan teman sebaya yang salah. Akibat informasi yang tidak tepat, remaja dapat
mengikuti perilaku yang tidak sehat seperti mengikuti
pola diet selebritis, mengonsumsi jajanan yang sedang hits namun tidak bergizi,
atau kurang beraktifitas fisik (mager)
karena terlalu sering bermain games atau memegang gadget.
Pola
makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey pada tahun 2015, antara lain:
tidak selalu sarapan (65,2%), sebagian besar remaja kurang mengonsumsi serat
sayur buah (93,6%), sering mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7%), dan kurang
melakukan aktifitas fisik (42,5%). Apabila perilaku
seperti ini berlangsung terus menerus dan menjadi
kebiasaan pola makan tetap para remaja, maka dapat meningkatkan resiko terjadinya
penyakit tidak menular baik pada saat remaja
ataupun pada masa yang akan datang.
Untuk mencegah terjadinya penyakit tidak menular pada remaja, maka fasilitas
pelayanan kesehatan menyediakan pelayanan kesehatan yang peduli dengan
keberadaan remaja. Pelayanan kesehatan ini dimulai dengan dibentuknya Puskesmas
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) seperti yang dilaksanakan di Puskesmas
Tajurhalang. Kegiatan ini diadakan di dalam gedung dan luar gedung puskesmas
dengan melibatkan lintas program. Kegiatan di luar gedung dilakukan dengan
membentuk posyandu remaja dan paguyuban remaja sebaya sadar sehat.
Dalam paguyuban remaja sebaya sadar sehat, remaja dididik dan dipahamkan
bagaimana menjadi remaja yang sehat, bugar dan produktif. Selain itu mereka juga
dapat sharing satu dengan yang lainnya mengenai diri dan kesehatannya. Remaja
sebenarnya memiliki kemampuan untuk membuat pilihan, bagaimana pola makan dan
berperilaku hidup yang sehat, serta bagaimana menjadi pribadi yang bermanfaat.
Petugas kesehatan mempunyai peran untuk membimbing
dan memantaunya. Dengan adanya paguyuban remaja sebaya sadar sehat diharapkan remaja dapat
sehat, bugar dan produktif.
Oleh
: Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh
Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas
Tajurhalang