Program Indonesia Sehat melalui pendekatan Keluarga Sehat merupakan salah satu program pemerintah mewujudkan Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia. Pada agenda ke-5 dalam 9 Agenda Prioritas (Nawa Cita) adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (Program Indonesia Sehat). Agenda ini tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI tahun 2015-2019 antara lain penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Tiga rencana strategis Kemenkes tersebut dilaksanakan melalui pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga adalah cara kerja puskesmas mendekatkan diri kepada masyarakat supaya permasalahan kesehatan di masyarakat dapat diketahui oleh masyarakat itu sendiri. Puskesmas dalam menjalankan fungsinya tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung saja, melainkan juga pelayanan kesehatan ke luar gedung dengan mengunjungi keluarga – keluarga yang terdata di wilayah kerja puskesmas. Puskesmas melakukan pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) secara berkesinambungan dengan target keluarga.
Prioritas program keluarga sehat yaitu menurunkan angka kematian ibu (AKI), menurunkan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prevalensi balita pendek (stunting), mempertahankan prevalensi HIV-AIDS < 0,5, menurunkan prevalensi tuberkulosis, menurunkan prevalensi malari, menurunkan prevalensi hipertensi, mempertahankan prevalensi obesitas pada 15,4, menurunkan prevalensi diabetes, serta menurunkan prevalensi kanker. Program prioritas itu diperkuat dengan penyehatan lingkungan (sanitasi dan air minum).
Keluarga (rumah tangga) merupakan sasaran primer (utama) dalam upaya
preventif promotif kesehatan sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini
diharapkan mengubah perilakunya menjadi perilaku yang sehat. Puskesmas sebagai
unit terkecil pelayanan kesehatan dapat melakukan intervensi dengan tepat
sasaran melalui pendekatan keluarga.
Tujuan dari pendekatan keluarga sehat ini adalah untuk meningkatkan akses
keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif, mendukung pencapaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) kabupaten / kota dan SPM provinsi, mendukung pelaksanaan JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) dimana fasilitas pelayanan kesehatan harus
meningkatkan jumlah kunjungan sehat, dan mendukung
tercapainya program Indonesia sehat.
Kunjungan rumah adalah kegiatan mengunjungi rumah dalam rangka pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dan lintas sektornya
di wilayah kerjanya. Dalam prakteknya setiap rumah tangga dikunjungi untuk didata
dengan menggunakan 12 Indikator Keluarga Sehat. Setiap keluarga dikunjungi
secara berkala terutama untuk keluarga yang mempunyai permasalahan 12 indikator
keluarga sehat. Adapun yang menjadi Indikator Keluarga Sehat antara lain : 1) keluarga
mengikuti program KB (keluarga berencana), 2) ibu
hamil memeriksakan kehamilannya (ANC
– Ante Natal Care) sesuai standar, 3) bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, 4) pemberian ASI eksklusif kapada bayi usia 0-6 bulan, 5) pemantauan pertumbuhan balita, 6) penderita TB Paru yang berobat sesuai standar, 7) penderita hipertensi
yang berobat teratur, 8) penderita gangguan jiwa berat yang diobati, 9) tidak ada anggota
keluarga yang merokok, 10) sekeluarga sudah menjadi anggota JKN, 11)
mempunyai sarana air
bersih, dan 12) menggunakan jamban keluarga.
Kunjungan rumah dalam keluarga sehat mempunyai berbagai manfaat antara lain
: membantu keluarga untuk mengenali keadaan kesehatan di keluarganya, membantu
melakukan rujukan apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit tertentu
dan perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan, mendorong keluarga untuk
menfaatkan sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, poskesdes, ploindes, posyandu,
dll serta meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pada saat melakukan kunjungan rumah,
petugas membawa formulir pendataan Keluarga Sehat dan Paket Informasi dan
Edukasi Keluarga Sehat. Keluarga yang didata merupakan keluarga inti (suami, isteri dan anak) sehingga
dalam 1 rumah bisa terdapat
lebih dari 1 keluarga. Pengolahan data keluarga sehat menggunakan aplikasi
yang sudah ditentukan. Hasil pendataan dengan menggunakan 12 indikator ini akan
menghasilkan strata / tingkatan keluarga sehat yang terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu: keluarga sehat (jika > 80% indikator baik),
keluarga pra-sehat (50%-80% indikator baik), dan keluarga tidak
sehat (<
50% indikator baik).
Penggunaan Aplikasi Keluarga Sehat selain untuk memasukkan data juga untuk
menentukan prioritas program intervensi dalam keluarga untuk meningkatkan
kesehatan keluarga. Ketika permasalahan kesehatan di keluarga sudah diketahui,
petugas dapat melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan kesehatan yang
ada di keluarga tersebut. Paket Informasi dan Edukasi Keluarga Sehat berfungsi untuk memudahkan petugas memberikan
informasi den edukasi sesuai dengan masalah di keluarga sehingga diharapkan
dapat tepat sasaran dan memudahkan masyarakat menyimak dan mengingat materi
yang disampaikan.
Sebagai contoh di keluarga A dari 12 indikator yang didata terdapat 3
indikator yang bernilai nol yaitu keluarga mengikuti program KB, tidak ada
anggota keluarga yang merokok, dan keluarga menjadi anggota JKN. Itu artinya
petugas harus mengintervensi dengan memberikan pemahaman pentingnya keluarga
mengikuti program KB, bahaya merokok, dan pentingnya anggota keluarga menjadi
anggota JKN.
Dalam pendekatan keluarga sehat perlu mengembangkan forum komunikasi yang
sudah ada untuk kontak dengan keluarga, seperti dasa wisma / PKK, posyandu,
forum masyarakat desa, dll. Kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh
agama, maupun ormas yang ada di
masyarakat harus dilibatkan sebagai mitra demi kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Hal ini sejalan dengan strategi promosi kesehatan bahwa kemitraan harus
digalang dalam rangka pemberdayaan masyarakat guna membangun kerjasama dan
mendapatkan dukungan.
Keberhasilan kunjungan rumah dalam pendekatan keluarga ini tidak bisa lepas
dari kerjasama dengan berbagai pihak. Kunjungan rumah dinilai berhasil apabila
keluarga mengenali masalah, melakukan tindak lanjut mengatasi masalah,
mengambangkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan jumlah masalah dalam
indikator keluarga sehat setiap keluarga berkurang. Pada akhirnya, pendekatan
keluarga diharapkan mampu meningkatkan derajad kesehatan masyarakat menuju
Indonesia yang sehat karena keluarga merupakan pilar inti dalam perubahan
perilaku masyarakat yang lebih sehat dan produktif. Salam Sehat!
Oleh : Niswatun Nafi'ah, SKM
Penyuluh
Kesehatan Masyarakat Puskesmas Tajurhalang