Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) diperingati
setiap tanggal 31 Mei. Peringatan HTTS ini diharapkan menjadi momentum para perokok untuk berhenti
merokok. Menurut The ASEAN Tobacco Control
ATLAS, Indonesia merupakan Negara dengan konsumsi rokok tertinggi dibandingkan
negara-negara ASEAN lainnya. Bahkan di dalam penelitian tersebut juga
disebutkan bahwa satu dari tiga pria dewasa mengkonsumsi rokok. Rokok tidak
hanya menghantui calon konsumen dewasa saja tetapi juga remaja berusia 13-15
tahun yang notabene merupakan pelajar penerus masa depan bangsa. Bisa
dibayangkan jika calon penerus bangsa sudah diracuni dengan bahaya nikotin yang
terkandung dalam rokok, mungkin masa depan bangsa ini berada di tangan
generasi-generasi yang tidak sehat.
Hasil Survey PHBS Tatanan Rumah Tangga wilayah UPT
Puskesmas Tajurhalang memperlihatkan bahwa untuk indikator tidak merokok masih
menempati urutan teratas setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
masih sulit untuk lepas dari rokok. Padahal sudah jelas, dan sudah sering
dilakukan penyuluhan akan bahaya asap rokok dan kematian akibat rokok, serta
dibukanya Klinik Berhenti Merokok (KBM).
Kematian akibat rokok tidak terlepas dari
bahan-bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok. Ada kurang lebih 4000 bahan
kimia beracun dan 69 diantaranya merupakan penyebab kanker. Yang paling
berbahaya di antaranya nikotin yang bersifat adiktif (ketergantungan), tar yang
menyebabkan kanker, CO yang dapat mengikat sel darah merah, sehingga darah
kekurangan oksigen. Seorang perokok dapat mengalami berbagai kerusakan hampir
semua pada semua organ tubuhnya, 90% mengalami kanker mulut/tenggorokan, 75%
mengalami penyakit paru-paru (bronchitis, asma), 40% mengalami penyakit stroke,
30% kematian akibat penyakit jantung. Penyakit-penyakit tersebut sebagian
bersifat kronis, sehingga tidak dirasakan langsung oleh perokok. Tidak
mengherankan jika perokok merasa tetap sehat walaupun setiap harinya mereka
terpapar residua sap rokok. Tidak hanya itu, asap rokok juga berbahaya bagi
mereka yang berada di sekitar perokok, atau yang disebut perokok pasif. Perokok
pasif mempunyai risiko terkena kanker paru 20-30%, ibu hamil dapat mengalami
keguguran, lahir mati, bayi lahir premature, atau pada anak-anak mengalami
infeksi saluran pernapasan, asma dan bayi mati mendadak akibat asap rokok.
Siapapun dapat berhenti merokok asalkan ada niat
atau kemauan, berikut beberapa tips berhenti merokok : kurangi jumlah batang
rokok yang dihisap per hari, jauhi tempat dimana banyak perokok, rutin
berolahraga, kurangi begadang atau tidur larut malam, minum jus / sari jeruk,
tetapkan tanggal kapan berhenti merokok, kuatkan niat untuk berhenti merokok.
Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat UPT Puskesmas Tajurhalang