Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sumber-sumber sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dll.
Penggolongan sampah dibedakan
menjadi sampah anorganik/kering, sampah organik/basah, dan sampah berbahaya.
Sampah anorganik/kering, contohnya logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol,
dll yang tidak dapat mengalami pembususkan secara alami. Sampah organik/basah,
contohnya sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa
buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami. Sedangkan sampah berbahaya,
contohnya Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll.
Permasalahan yang dapat ditimbulkan akibat sampah meliputi tempat
berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran
tanah, air dan udara, serta menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang
membahayakan kesehatan. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya
hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Di Jakarta jika dihitung dalam
setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur
(volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang
cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak
menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.
Tata cara pemusnahan sampah yaitu dengan
metode penumpukan, pengkomposan, pembakaran, dan sanitary landfill. Metode
penumpukan ini sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun
dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah,
sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit menular,
menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana
badan-badan air. Metode pengkomposan merupakan cara sederhana dan dapat
menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi. Metode pembakaran dapat
dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh
dari pemukiman untuk menghindari pencemaran asap, bau dan kebakaran. Sedangkan
metode sanitary landfill ini hampir sama dengan penumpukan, tetapi cekungan
yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal
khusus yang sangat luas.
Sampah dapat dimanfaatkan untuk
hal-hal yang bermanfaat, seperti sampah basah dapat digunakan untuk kompos dan
makanan ternak, sampah kering dapat dimanfaatkan kembali dan didaur ulang, dan
sampah kertas dapat didaur ulang.
Daur
ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang meliputi : 1) botol
Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang putih bening maupun yang
berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal, 2) kertas, terutama kertas bekas
di kantor, koran, majalah, kardus kecualai kertas yang berlapis minyak, 3) aluminium
bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll, 4) besi bekas rangka meja,
besi rangka beton dll, 5) plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen,
ember dll, 6) sampah basah dapat diolah menjadi kompos.
Sampah
yang dikelola dengan baik tentunya akan mendatangkan banyak manfaat bagi
masyarakat sekitar. Pengelolaan sampah mempunyai manfaat yaitu menghemat sumber
daya alam, menghemat energi, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA, dan
lingkungan asri (bersih ,sehat, dan nyaman).
Oleh : Niswatun
Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Puskesmas Tajurhalang