Sabtu, 29 Juni 2019

Pentingnya Kesehatan Keluarga


Kesehatan keluarga merupakan hal dasar yang tak ternilai harganya. Namun menjaga kesehatan keluarga ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi saat ini kebanyakan anggota keluarga memiliki rutinitasnya masing-masing dan menghabiskan waktu sampai sore menjelang malam di luar rumah. Penting sekali untuk membiasakan kegiatan-kegiatan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) guna mempertahankan kesehatan keluarga. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan agar kesehatan keluarga tetap terjaga.

Pertama, memulai hari dengan memasak dan sarapan bersama di rumah. Biasanya sarapan menjadi bagian yang paling sering dilewatkan. Padahal, hal yang terlihat ringan ini sangat penting untuk memberi suplai energi bagi tubuh agar dapat menjalankan aktivitas sepanjang hari. Selain untuk menjaga kesehatan, sarapan bersama keluarga juga bisa memperkuat hubungan dan komunikasi dalam keluarga.

Dengan memasak di rumah, dapat dipastikan asupan gizi dan nutrisi keluarga. Jika memungkinkan juga dapat membekali anggota keluarga dengan bekal makanan. Hal ini akan dapat menjaga kesehatan keluarga karena kualitas makanan bisa lebih terjaga, agar anggota keluarga tidak selalu jajan yang tidak sehat atau memilih fast food.

Kedua, meluangkan waktu di akhir pekan dengan melakukan aktifitas fisik bersama keluarga seperti jogging, badminton, senam bersama, bersepeda, jalan santai, atau membersihkan rumah bersama-sama. Rutin melakukan aktivitas fisik dapat menjaga stamina tubuh dan meningkatkan imun tubuh Anda sekeluarga agar tidak mudah terserang penyakit.

Ketiga, jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Anggota keluarga diajak untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat setiap harinya, seperti mencuci tangan sebelum makan, mencuci tangan setelah BAB, menggosok gigi sebelum tidur, mencuci kaki dan berganti baju setelah bermain di luar, membersihkan kamar sendiri, membuang sampah pada tempatnya dan masih banyak lainnya demi menghindari kuman, bakteri maupun virus penyebab penyakit yang berkeliaran di lingkungan sekitar.

Keempat, istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup memungkinkan tubuh untuk beristirahat sehingga dapat bekerja maksimal di keesokan harinya. Begadang sangat tidak dianjurkan, apalagi untuk anak-anak yang membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang dari orang dewasa.

Kelima, pemeriksaan kesehatan secara rutin. Banyak orang mendatangi fasilitas kesehatan hanya ketika sakit. Padahal, tidak merasa sakit atau tidak muncul gejala sakit belum tentu menjamin bahwa Anda sehat seutuhnya. Banyak sekali penyakit yang tidak menunjukan gejala diawal dan baru terdeteksi ketika sudah berlanjut. Pemeriksaan kesehatan secara rutin penting untuk dilakukan bersama keluarga, minimal setahun sekali. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan rutin adalah sebagai tidakan preventif untuk memastikan fungsi organ-organ tubuh masih baik, serta mendeteksi penyakit sedini mungkin.

Keenam, rekreasi bersama keluarga. Rekreasi bersama keluarga diharapkan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan kasih sayang. Selain itu, rekreasi bersama keluarga dapat menghilangkan kepenatan. Rekreasi bersama keluarga dapat dilakukan dengan hal-hal yang sederhana dengan tidak mengeluarkan biaya yang banyak, misalnya pergi ke taman kota yang sudah ada.
                                                                                                                                                           

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Jumat, 17 Mei 2019

Cegah Hipertensi dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data World Health Organization (WHO) terdapat 1 miliar kasus hipertensi di seluruh dunia dan meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan di Indonesia menurut catatan data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2016, terdapat 63.309.620 kasus dan kematian sebanyak 427 ribu.
Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika hasil tes memperlihatkan tensi lebih tinggi dari 140/90 mmHg.

Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis hipertensi atau tekanan darah tinggi yang ada, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer (esensial) adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebab spesifiknya. Sebanyak 95 persen orang yang punya tensi tinggi termasuk dalam kategori ini. Kebanyakan orang yang memiliki hipertensi jenis ini tidak akan merasakan gejala yang berarti.

Hipertensi primer dapat dialami oleh semua kalangan usia, tapi paling sering terjadi pada usia paruh baya. Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu penyebab utama hipertensi primer. Namun, gaya hidup yang tidak sehat juga dapat menjadi penyebab dan faktor risiko hipertensi ini, antara lain : kebanyakan makan garam, stres, malas gerak atau olahraga, obesitas, merokok, minum minuman keras, dan lain-lain.

Dalam beberapa kasus, masalah medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dinamakan dengan hipertensi sekunder. Penggunaan obat-obatan tertentu juga berpotensi menjadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi jenis sekunder. Hipertensi sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat menjadi penyebab tekanan darah melonjak lebih tinggi dibanding hipertensi primer.
Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi sekunder yaitu antara lain sleep apnea, masalah ginjal, adanya tumor pada kelenjar adrenal, masalah pada tiroid, dan diabetes.

WHO mengeluarkan Disability Adjusted Life Years (DALY) yang didalamnya dicantumkan mengenai faktor risiko yang yang dapat menyebabkan hipertensi. Faktor risiko hipertensi pada laki-laki disebabkan karena konsumsi rokok, peningkatan tekanan darah sistolik, dan peningkatan kadar gula. Begitu juga dengan wanita faktor risiko salah satunya yakni peningkatan tekanan darah.

Faktor risiko adalah kebiasaan, kondisi, dan hal-hal serupa yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit. Faktor risiko hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu yang tidak bisa diubah dan dapat diubah. Beberapa faktor risiko penyebab hipertensi yang tidak bisa diubah termasuk usia, riwayat hipertensi dalam keluarga, jenis kelamin. Sementara faktor risiko penyebab hipertensi yang masih bisa diubah termasuk obesitas dan kelebihan berat badan, kurang gerak, pola makan, kecanduan alkohol, stres, merokok.

Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko penyakit lain seperti jantung, gagal ginjal, dan stroke. Hipertensi dapat dicegah dengan penerapan gerakan masyarakat hidup sehat. Setiap individu penting melakukan kontrol pada dirinya sendiri mulai dari cek kesehatan secara berkala, berhenti merokok, menkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, rajin berolahraga atau beraktivitas fisik, istirahat yang cukup dan mengelola stres dengan baik.


Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Kamis, 18 April 2019

Diabetes Melitus dan Pencegahannya


Penyakit diabetes melitus adalah kondisi di mana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderung tinggi. Diabetes yang juga disebut kencing manis ini merupakan kondisi kronis dan berlangsung seumur hidup, yang mempengaruhi kemampuan tubuh menggunakan energi dari makanan yang dicerna. Sebanyak 350 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes mellitus.
Sekitar 3 sampai 4 juta orang meninggal karena diabetes pada tahun 2004. Lebih dari 80 persen kematian akibat DM terjadi di negara dengan tingkat penghasilan menengah dan rendah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kematian akibat DM akan meningkat dua kali lipat selama tahun 2005 sampai 2030.
Ada dua jenis utama dari penyakit ini: Diabetes melitus Tipe 1 dan diabetes melitus Tipe 2. Diabetes Tipe 1 adalah penyakit autoimun yang dikenal sebagai diabetes remaja. Diabetes jenis ini terjadi ketika sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas. Gejala diabetes bisa datang secara tiba-tiba dan akan semakin memburuk. Diabetes Tipe 2 adalah kondisi metabolisme di mana tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau menjadi resisten terhadapnya. Tipe 2 adalah bentuk paling umum dan terkadang dapat diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat, atau obat untuk meningkatkan sensitivitas terhadap produksi insulin tubuh.
Penyebab diabetes melitus adalah terganggunya kemampuan tubuh untuk menggunakan glukosa ke dalam sel. Tubuh normal mampu memecah gula dan karbohidrat yang Anda makan menjadi gula khusus yang disebut glukosa. Glukosa merupakan bahan bakar untuk sel-sel dalam tubuh. Untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dibutuhkan insulin. Pada pengidap diabetes, tubuh tidak memiliki insulin (DM tipe 1) atau insulin yang ada kurang adekuat (DM tipe 2).
Faktor risiko diabetes tipe 1 tidak diketahui secara pasti dibanding diabetes tipe 2. Faktor risiko penyebab diabetes ini kemungkinan oleh riwayat keluarga. Sementara faktor risiko lainnya termasuk infeksi atau penyakit pankreas tertentu. Sementara itu berikut ini yang dapat meningkatkan faktor risiko untuk diabetes tipe 2 yaitu antara lain : kelebihan berat badan (obesitas), tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar trigliserida tinggi dan kadar kolesterol baik (HDL) rendah, sindrom ovarium polikistik, riwayat keluarga, bertambahnya usia, resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu, diabetes gestasional selama kehamilan
Kedua jenis diabetes memiliki beberapa gejala dan tanda yang sama. Pada umumnya, gejala diabetes melitus adalah kelaparan dan kelelahan, lebih sering berkemih dan mudah haus, mulut kering dan kulit gatal, penglihatan kabur, infeksi jamur, penyembuhan luka menjadi lambat, nyeri atau mati rasa di kaki, berat badan turun, mual dan muntah
The American Diabetes Association menganjurkan melakukan skrining glukosa darah jika anda berusia 45 atau lebih, dan berusia dewasa yang kelebihan berat badan dari segala usia, dengan satu atau lebih faktor risiko tambahan untuk diabetes, seperti riwayat keluarga diabetes, riwayat pradiabetes pribadi atau gaya hidup tidak aktif. Setelah usia 45, dokter mungkin akan menyarankan melakukan skrining setiap tiga tahun.
Ada berbagai tip yang bisa membantu mencegah penyakit diabetes melitus, berikut di antaranya :perbanyak aktivitas fisik, konsumsi serat yang banyak, menggunakan biji-bijian utuh, menurunkan berat badan ekstra

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda Puskesmas Tajurhalang


Jumat, 08 Maret 2019

Ayo Cegah Penyakit Ginjal Sejak Dini!


Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit ginjal kronis mencapai 3,8%, meningkat sebesar 1,8 % dari riset sebelumnya. Angka kejadian penyakit ginjal di negara berkembang terus meningkat. Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan penderitanya kehilangan hari produktif. Kebanyakan pasien penyakit ginjal yang datang ke rumah sakit kondisinya saat sudah parah. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran untuk deteksi dini dan pencegahan penyakit ginjal.
Hari ginjal sedunia diperingati setiap tanggal 14 Maret. Pada peringatan hari ginjal sedunia tahun 2019 diusung tema “Kidney Health for Everyone Everywhere”. Peringatan kali ini merupakan tahun ke-12 diperingati di seluruh dunia. Seruan tema tersebut mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ginjal dengan cara mencegah sejak dini. 
Mencegah sejak dini penting untuk dilakukan supaya masyarakat terhindar dari penyakit ginjal. Ketika seseorang mengalami gangguan fungsi ginjal lebih dari 3 bulan, dokter akan memutuskan bahwa penderita mengalami penyakit ginjal kronik. Sedangkan kurang dari itu, kemungkinan seseorang mengalami penyakit ginjal akut. 
Untuk menegakkan diagnosis penyakit ginjal, perlu dilakukan pemeriksaan darah, USG, dan biopsi. Hal ini penting karena penyakit ginjal tidak selalu bergejala. Stadium penurunan fungsi ginjal terdiri dari stasium 1-5, yang dihitung dengan nilai kreatinin. Apabila sudah memasuki stadium 5, pasien membutuhkan terapi pengganti ginjal. Pada stadium 1-4, terapi yang dilakukan adalah untuk memperlambat progresivitas penurunan fungsi ginjal.
Penyakit ginjal paling banyak disebabkan oleh radang ginjal, diabetes, dan hipertensi. Paling tinggi disebabkan oleh hipertensi, yakni 45%. Hipertensi mengganggu pembuluh darah pada area ginjal, sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal. Itulah sebabnya dalam pengobatannya, setiap faktor risiko dari penyakit lainnya harus diobati juga. 
Pencegahan penyakit itu hal yang utama harus dilakukan. Pencegahan penyakit ginjal dan penyakit lain yang berpotensi menyebabkan menurunnya fungsi ginjal dapat dilakukan dengan terus menerapkan gerakan masyarakat hidup sehat. Penyakit Hipertensi dan Diabetes yang menjadi faktor penyebab terbanyak harus semaksimal mungkin dicegah oleh masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan di gerakan masyarakat hidup sehat.
Gerakan masyarakat hidup sehat ini tertuang dalam kegiatan beraktivitas fisik / berolahraga minimal  30 menit sehari, konsumsi makanan dengan gizi seimbang, membatasi konsumsi garam, minum air putih 8 gelas sehari, dan tidak merokok. Selain itu masyarakat juga penting untuk melakukan deteksi dini melalui screening kesehatan. Untuk mencapai target masyarakat dengan ginjal sehat diperlukan dukungan dari semua pihak, mulai dari pelayanan kesehatan, pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda Puskesmas Tajurhalang

Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...