Jumat, 30 November 2018

Tubuh Sehat dimulai dari Apa yang kita Makan



Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan keluarga adalah dengan memberikan asupan gizi yang seimbang. Pada Asupan gizi seimbang akan terpenuhi jika makanan yang kita konsumsi sehari-hari mengandung jumlah dan jenis zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Untuk mencukupi kebutuhan gizi, yang utama adalah memenuhi kebutuhan kalori. Hal ini dikarenakan kalori adalah sumber energi untuk tubuh. Namun, seringkali orang mengira bahwa asupan kalori bisa didapat cukup dari karbohidrat atau satu jenis makanan saja. Ternyata, kalori harus dipenuhi dari karbohidrat, lemak, protein dan serat. Maka dari itu mengonsumsi makanan yang beragam sangatlah penting untuk memenuhi gizi seimbang.
Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna dulu pernah sangat dikenal, namun seiring berjalannya waktu prinsip tersebut diganti dengan pedoman Gizi Seimbang. Gizi Seimbang adalah prinsip pengonsumsian makanan harian yang didasarkan pada angka kecukupan jenis dan jumlah zat gizi sesuai karakter (usia, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis) dan memerhatikan 4 Pilar Gizi Seimbang.
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dengan menerapkan Gizi Seimbang, yaitu: mendukung pertumbuhan secara optimal (untuk anak-anak), menjaga kesehatan tubuh (untuk semua), menunjang aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari (untuk semua), dan menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh (untuk semua).

Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna hanya menekankan pada adanya 5 jenis makanan untuk konsumsi harian, yaitu makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah, dan susu. Seiring perkembangan zaman dan permasalahan gizi, prinsip ini sudah tidak relevan. Makanan gizi seimbang tidak cukup hanya dengan memerhatikan kehadiran 5 jenis makanan tersebut melainkan juga perlu mencukupi jenis dan jumlah zat gizi sesuai usia dan fisiologi.

Pedoman Gizi Seimbang memiliki 4 pilar yang penting untuk mencapai tujuan-tujuan Gizi Seimbang. Kepatuhan dalam menjalankan 4 Pilar Gizi Seimbang ini bisa menyeimbangkan zat gizi yang masuk dan keluar sehingga befek positif bagi tubuh.
Berikut ini adalah 4 Pilar Gizi Seimbang:
1. Mengonsumsi makanan beragam
Pilar pertama yang penting di dalam pedoman Gizi Seimbang adalah mengonsumsi beragam jenis makanan. Hal ini dikarenakan, tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi, kecuali ASI (untuk bayi 0-6 bulan).
Keragaman jenis makanan bisa melengkapi kebutuhan gizi tubuh dan disebut dengan makanan gizi seimbang. Dengan mengonsumsi makanan beragam, maka zat-zat gizi yang diperlukan tubuh bisa dipenuhi.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Pilar Gizi Seimbang juga mencakup higienitas individu. Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat adalah pilar kedua dari prinsip Gizi Seimbang. Ini penting, karena manfaat pengonsumsian aneka jenis makanan akan dikalibrasi jika makanan terkontaminasi atau tubuh terinfeksi. Kontaminasi bakteri pada tubuh dan makanan bisa dihindari atau setidaknya dikurangi peluangnya dengan meningkatkan kebersihan diri.
Berikut ini adalah beberapa kebiasaan hidup bersih dan sehat:
1.     Menerapkan cara mencuci tangan yang bersih sebelum kontak dengan makanan atau ASI. 
2.      Menutup makanan yang disajikan agar terhindar dari vektor penyakit infeksi
3.      Menutup mulut dan hidung bila bersin
4.      Menggunakan alas kaki agar terhindar dari infeksi cacing

3. Melakukan aktivitas fisik
Seimbang adalah sesuai antara yang masuk dengan yang keluar. Tidak hanya memerhatikan jenis dan jumlah zat gizi yang masuk, Gizi Seimbang juga memerhatikan pengeluaran zat gizi.
Oleh karena itu, pilar Gizi Seimbang juga menyentuh aspek kegiatan fisik. Hal ini bertujuan agar gizi yang masuk seimbang dengan gizi yang keluar. Ketidakseimbangan asupan gizi dan aktivitas fisik bisa menimbulkan masalah gizi (kekurangan atau kelebihan gizi).

4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
Pilar Gizi Seimbang yang keempat terkait dengan pilar ketiga. Anda tidak perlu bingung untuk mengetahui apakah pemasukan dan pengeluaran zat gizi Anda sudah seimbang atau belum.
Nilai IMT Anda bisa memberi tahu, pakah Anda sudah memiliki berat badan normal atau belum. Berat badan Anda termasuk normal jika nilai IMT berkisar 18,5 – 25,0. Jika kurang dari 18,5 artinya berat badan Anda kurang, dan jika lebih dari 25 artinya berat badan berlebih.

Jadi, penting untuk memantau berat badan dan nilai IMT. Jika IMT dan berat badan sudah normal, maka pertahankan. Namun bila kurang ditingkatkan dan bila berlebih dikurangi. Pastinya, ini mudah dilakukan bila tekad Anda untuk memiliki tubuh langsing cukup kuat.
Ada dua visualisasi gizi seimbang, yaitu dengan menggunakan Tumpeng Gizi Seimbang dan Piring Makanku untuk porsi sekali makan.
1. Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)
Tumpeng Gizi Seimbang ditujukan untuk memberi gambaran dan penjelasan sederhana tentang panduan porsi dan jenis makanan gizi seimbang, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan pemantauan berat badan.



 
Sumber: Kementerian Kesehatan RI Direktorat Gizi Masyarakat

2. Piring Makanku (Porsi Sekali Makan)
Visualisasi dengan piring makanku memebrikan panduan porsi makanan gizi seimbang sesuai jenisnya untuk setiap kali makan.


Sumber: Kementerian Kesehatan RI Direktorat Gizi Masyarakat

Pesan Umum Gizi Seimbang untuk Semua Usia
Ada beberapa pesan gizi seimbang secara umum yang bisa diterapkan untuk semua kelompok usia mulai dari bayi baru lahir hingga lansia. Pesan Umum Gizi Seimbang ini juga baik diterapkan oleh ibu hamil dan ibu menyusui.
Inilah 10 pesan Gizi Seimbang untuk semua kelompok usia:
1.  Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
2.  Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3.  Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
4.  Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
5.  Batasi konsumsi pangan manis (gula), asin (garam), dan berlemak (minyak dan mentega)
6.  Biasakan Sarapan
7.  Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8.  Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9.  Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

Penting sekali bagi kita menerapkan prinsip gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari, karena tubuh yang sehat berawal dari apa yang dimakan.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang



Sabtu, 27 Oktober 2018

Waspada, Filariasis Ditularkan oleh Semua Jenis Nyamuk


Filariasis atau penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Tidak seperti DBD dan malaria yang hanya ditularkan melalui satu jenis nyamuk, penyakit kaki gajah dapat ditularkan melalui semua jenis nyamuk. Cacing Filaria tersebut mulanya bisa dari kera atau kucing, kemudian ditularkan melalui gigitan nyamuk ke manusia.

Seseorang dapat terkena penyakit kaki gajah jika digigit oleh nyamuk yang membawa larva cacing filarial. Di dalam tubuh manusia larva infektif tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan dapat menghasilkan jutaan anak cacing atau mikrofilaria. Cacing dewasa itu akan hidup di saluran dan kelenjar getah bening sehingga dapat menyebabkan penyumbatan hingga akhirnya menjadi cacat menetap. Gejala awal berupa demam berulang kurang lebih 1 sampai 2 kali setiap bulan bila bekerja berat, namun dapat sembuh tanpa diobati. Timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa ada luka.

Pada tahun 2000, WHO memperkirakan terdapat sekitar 120 juta orang di dunia yang menderita filariasis limfatik. Sepertiga di antaranya mengidap infeksi yang parah hingga mengubah bentuk dari bagian tubuh yang terjangkiti. Parasit yang bisa menyebabkan jenis filariasis ini meliputi Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. W. bancrofti merupakan parasit yang paling sering menyerang manusia. Diperkirakan 9 dari 10 penderita filariasis limfatik disebabkan oleh parasit ini. Sementara sisanya biasanya disebabkan oleh B. malayi.

Parasit filaria masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Parasit tersebut akan tumbuh dewasa berbentuk cacing, bertahan hidup selama 6 hingga 8 tahun, dan terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.
Infeksi ini umumnya dialami sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan pada sistem limfatik yang tidak disadari sampai akhirnya terjadi pembengkakan yang parah dan menyakitkan. Pembengkakan tersebut kemudian dapat menyebabkan cacat permanen.

Gejala lainnya ada pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, atau payudara. Itulah yang lema kelamaan pembesaran tersebut menjadi cacat menetap. Penyakit ini penting untuk dieliminasi karena kecacatan yang ditimbulkannya dapat menyebabkan penderita tidak produktif sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Hingga saat ini hanya ada 6 provinsi yang bukan daerah endemis filariasis di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara, dan NTB. Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, sebanyak 236 kabupaten/kota yang tersebar di 28 provinsi masih merupakan daerah endemis filariasis.

Sampai dengan 2018, dilaporkan 12.677 kasus klinis kronis yang tersebar di 34 provinsi. Perkembangan jumlah kasus kronis penyakit kaki gajah yang baru sudah jarang ditemui, karena kegiatan pencegahan melalui Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM) terlaksana dengan baik.

Untuk mengatasi masalah filariasis, Kemenkes telah mengeluarkan Permenkes nomor 94 tahu 2014 tentang penanggulangan filariasis. Strateginya dilakukan dengan POPM untuk memutus mata rantai penularan filariasis. POPM diberikan sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut. Jenis obat yang dipakai adalah Diethylcarbamazine Citrate (DEC) dan Albendazole.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kawat kassa, menggunakan obat nyamuk semprot/bakar untuk mengusir nyamuk, dan menggunakan alat pelindung diri atau obat oles anti nyamuk. Masyarakat penting juga menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan, atau mengalirkan air yang tergenang, dan minum obat pencegahan filariasis secara teratur.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang

Sabtu, 29 September 2018

Faktor Risiko dan Deteksi Dini Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


Penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Pada wanita, penyakit degeneratif ini tercatat membunuh satu dari empat wanita. Artinya, penyakit jantung tiga kali lebih mematikan daripada kanker payudara. Walaupun termasuk ke dalam penyakit degeneratif, penyakit ini juga berisiko timbul pada usia yang relatif muda. Oleh karena itu, jangan pernah anggap sepele penyakit ini. Kenali beberapa penyebab utama dari permasalahan jantung untuk mengetahui bagaimana cara mencegahnya.

Penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskuler) adalah  penyakit yang menyangkut jantung itu sendiri dan pembuluh-pembuluh darah. Dalam manajemen maupun pembahasan istilah kardio (jantung) dan vaskuler (pembuluh darah) sulit dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Prioritas nasional pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia adalah : Hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke.

Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (FR-PJPD)
Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah meliputi faktor risiko yang tidak  dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak  dapat dimodifikasi meliputi riwayat penyakit keluarga, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat dikontrol, seperti : hipertensi, merokok, diabetes mellitus, dislipidemia (metabolism lemak yang abnormal), obesitas umum dan obesitas sentral, kurang aktivitas fisik, pola makan, konsumsi minuman beralkohol dan stress.

Deteksi dini penyakit jantung dan pembuluh darah
Deteksi dini bertujuan untuk mendeteksi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat sedini mungkin, terselenggaranya penanganan dan kontrol faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada masyarakat sesegera mungkin, menurunnya prevalensi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian penyakit jantung dan pembuluh darah.

Jenis Kegiatan deteksi dini  FR-PJPD
Deteksi dini FR-PJPD meliputi deteksi dini aktif dan deteksi dini pasif. Deteksi dini aktif dilaksanakan di kelompok masyarakat khusus seperti pegawai negeri, karyawan swasta, pekerja pabrik, peserta pertemuan, seminar, workshop dll. Dilaksanakan diluar fasilitas kesehatan, puskesmas, klinik swasta dll. Sedangkan deteksi dini pasif, seperti menunggu kunjungan di fasilitas pelayanan kesehatan, puskesmas atau klinik swasta (bila memungkinkan dapat juga dilakukan di poliklinik/pos kesehatan UPT, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten kota).

Kegiatan deteksi dini
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dini PJPD yaitu dengan pemeriksaan (wawancara dan pengukuran), lakukan wawancara dan pengukuran Bebat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Perut (LB) dan Tekanan darah (TD) pada pengunjung usia ≥18 tahun, kemudian lanjutkan dengan pemeriksaan lipid darah dan gula darah pada 100 pengunjung dengan skor faktor risiko tinggi dari seluruh pengunjung yang diwawancarai diukur dalam setahun.

Oleh : Niswatun Nafi’ah, SKM
Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda Puskesmas Tajurhalang



Pembinaan Pos UKK Jolie Jaya Snack Desa Tonjong

Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di sektor pekerja informal pada upaya promotif dan preve...